(: Welcome to Official Iladiena Zulfa Blog :)

3

Makalah SIstem Pers, Ekonomi, Politik dan Sosial Budaya Negara Turki

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 10.55 in ,


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehidupan bernegara tidak terlepas dari sistem yang berlaku di setiap negara tersebut. Begitu pula sistem pemerintah yang berpengaruh terhadap sistem pers, ekonomi, politik, dan sosial budayanya. Negara Turki yang berideologi sekuler pun memmengaruhi sistem pemerintahan dan kehidupan berbudayanya. Walaupun berideologi sekuler, masyarakat Turki tetap menanamkan nilai-nilai islami dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah ini akan membahas mengenai kehidupan di Turki, baik dari sistem pers, ekonomi, politik, sosial dan budayanya. Berbagai sistem yang diberlakukan di negara tersebut dapat menjadi acuan bagi masyarakat Indonesia untuk mengambil sisi positif yang bisa diterapkan di negara kepulauan kita ini.
Oleh karena itu, dari makalah ini, kami berharap bisa membandingkan berbagai sistem yang berlaku di negara Turki, dengan sistem yang berlaku di Indonesia. Seperti halnya dari sisi keagamaan yang mempengaruhi kebijakan pemerintahnya.

B.     Rumusan Masalah
-          Bagaimana sistem pers yang berlaku di Turki?
-          Bagaimana keadaan ekonomi yang berlaku di Turki?
-          Bagaimana keadaan politik yang berlaku di Turki?
-          Bagaimana keadaan sosial budaya di Turki?
-          Bagaimana kehidupan beragama masyarakat Turki?

C.     Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membandingkan sistem pers dan kondisi kebudayaan Turki dengan Indonesia. Selain itu, untuk mengambil pelajaran atau sisi positif kehidupan masyarakat Turki agar dapat diterapkan di oleh masyarakat Indonesia.


D.    Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, sumber data yang digunakan penulis yaitu berasal dari buku-buku tentang negara Turki, hasil waawancara dengan warga Turki, dan mengakses melalui internet.

E.     Sistematika Penulisan
BAB I:      PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan tentang negara Turki.
BAB II:     PEMBAHASAN
Berisi pembahasan mengenai sistem pers, ekonomi, politik, dan sosial budaya masyarakat Turki.
BAB III:   TEORI DAN ANALISA
Berisi tentang teori dan analisa yang memaparkan berbagai kebijakan dan contoh kasusnya di Turki.
BAB IV:   PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari pembahasan, teori dan analisa tentang kehidupan di Turki.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang sumber yang digunakan penulis untuk menyusun makalah
LAMPIRAN
Berisi tentang bukti wawancara berupa foto dengan warga Turki dan transkrip hasil wawancara tersebut.
 



BAB II
PEMBAHASAN

SISTEM PERS
Dinamika sistem pers di negara Turki beberapa bulan terakhir telah dan sedang menjadi sorotan negara-negara Eropa, bahkan negara-negara di dunia. Hal ini sehubung dengan dekadensi sistem pers negara tersebut yang terinfeksi menuju wajah otoritarianisme. Sikap otoriter terhadap pers dan pengekangan kebebasan berpikir serta berpendapat tentu adalah arus balik bagi sebuah negara demokrasi yang berpaham sekuler.
Otoritarianisme memandang, pers merupakan sebuah lembaga yang mana fungsi dan kegiatan-kegiatannya diawasi oleh masyarakat yang terorganisir, yakni pemerintah.[1] Dengan demikian, manajemen media massa diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Perilaku inilah yang coba diterapkan oleh Pemerintahan Turki di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan.
Memasuki Minggu pertama Maret 2016, Pemerintah Turki mengambil alih surat kabar harian Today’s Zaman yang terlalu sering mengkritik Presiden Erdogan. Dilaporkan BBC, pengambil-alihan media tersebut dihadang oleh sejumlah massa yang berkumpul di halaman, sehingga bentrok aparat dengan demonstran tidak terhindari. Hal ini disikapi oleh banyak pihak sebagai puncak titik kritis situasi kebebasan pers di Turki.
Sementara itu, Harian Kompas melalui tajuk rencana memuat sikap berlebihan Erdogan terhadap pers sebagai berikut:
Pengambil-alihan kantor pusat surat kabar terbesar di Turki, Zaman, oleh polisi menandai awal kegelapan kebebasan pers di negeri itu. Menurut berita hari Sabtu lalu, polisi dengan kekerasan menyerbu kantor koran itu—dengan menembakkan gas air mata dan tembakan meriam air—dan mendudukinya. Polisi menguasai surat kabar terbesar di Turki itu—tiras koran tersebut 650.000 eksemplar—dan terbitan bahasa Inggrisnya, Today's Zaman, dan kantor berita Cihan. Tindakan itu dilakukan polisi setelah pengadilan mengabulkan permohonan pihak kejaksaan untuk mengambil alih koran itu secara administratif. Koran itu dianggap berhubungan dengan musuh utama Recep Tayyip Erdogan, yakni ulama Fethullah Gulem, yang sekarang di AS. Penyerangan dan pengambilalihan terhadap manajemen Feza Media Group yang menerbitkan Zaman,Today's Zaman, dan Cihan, merupakan pukulan terakhir terhadap kebebasan pers di Turki. Pengambilalihan manajemen media seperti itu merupakan salah satu cara pemerintah untuk membungkam media. Selain media cetak yang sudah "dibungkam", media elektronik juga sudah ada yang bernasib sama, yakni Bengütürk TV dan IMC TV. Sebelumnya, saluran televisi milik Samanyolu Broadcasting Group dan Ipek Media Group juga "dibungkam". Padahal, konstitusi Turki menjamin kebebasan berpendapat, mengemukakan pemikiran, dan kemerdekaan pers. Akan tetapi, yang terjadi tidaklah demikian. Menurut Reporter without Borders, Indeks Kebebasan Turki pada tahun 2015 menempati peringkat ke-149 dari 180 negara yang disurvei. Angka itu menjelaskan betapa kebebasan pers menghadapi persoalan besar di negara yang selalu disebut-sebut sebagai negara demokrasi. Media adalah pilar keempat demokrasi. Karena itu, wajar kalau berbagai kalangan menyebut bahwa tindakan otoritas Turki pada hari Jumat lalu menandai masa kegelapan dan kesuraman dalam kebebasan pers. Padahal, media massa yang bebas memberikan dasar bagi pembatasan kekuasaan negara. Dengan demikian, ada kendali atas negara oleh rakyat sehingga menjamin hadirnya lembaga-lembaga politik yang demokratis sebagai sarana yang paling efektif untuk menjalankan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat itu. Apabila negara mengendalikan media massa, maka terhambat pula cara untuk memberitakan penyalahgunaan wewenang dan korupsi oleh pejabat negara. Itulah yang terjadi di Turki sekarang ini. Kekuasaan telah membungkam kebebasan pers, yang sebenarnya pembungkaman seperti tidak ada artinya karena sekarang ini begitu banyak saluran informasi yang membanjiri masyarakat dengan beragam informasi, termasuk informasi tentang keotoriteran penguasa.[2]

Sistem Pengawasan Otoritarian Turki; Dari Pengepungan Kantor Berita, Penahanan Ratusan Wartawan hingga Pemulangan Jurnalis Asing
Filsafat utama otoritarianisme diperlihatkan dalam berbagai bentuk pengorganisasian pemerintah. Unit komunikasi harus mendukung dan mengembangkan kebijakan pemerintah yang berkuasa, sehingga pemerintah ini dapat mencapai tujuannya. Dalam masa awal berkembangnya media massa, aspek negatif hal ini dilaksanakan melalui pengawasan-pengawasan yang berusaha menghilangkan usaha-usaha intervensi terhadap tujuan bangsa. Di bawah kebijakan ini negara secara aktif berpartisipasi dalam proses komunikasi dan menggunakan media massa sebagai alat penting untuk mencapai tujuan-tujuannya.[3]
Salah satu prinsip dasar jurnalisme adalah memberikan ruang bagi pendapat yang berbeda dengan pemerintah. Jurnalis sebagai individu tidak boleh beroposisi. Bila memuji pemerintah, maka ia dianggap jurnalis yang baik. Tapi kalau mengritik pemerintah, si jurnalis akan mendapat masalah.
            Tidak heran pemecatan atau pengunduran diri para wartawan surat kabar di Turki terus menghiasi pemberitaan sejumlah media. Sindikat wartawan surat kabar Turki dalam sebuah statment mengumumkan, dalam aksi-aksi unjuk rasa rakyat terbaru di negara itu, 22 wartawan dipecat dan lebih dari 30 wartawan lainnya terpaksa mengundurkan diri. Organisasi yang menghimpun wartawan surat kabar Turki itu menjelaskan, alasan pemecatan para wartawan surat kabar di negara itu adalah perlawanan mereka terhadap sensor pemberitaan yang dilakukan pemerintah.
Pada saat yang sama, Partai Rakyat Republik sebagai partai oposisi terbesar di Turki, begitu juga Lembaga Keamanan dan Kerjasama Eropa mengabarkan, lebih dari 60 wartawan dijebloskan ke penjara dan lebih dari 100 wartawan surat kabar lainnya diseret ke pengadilan. Kedua lembaga itu menyebut Turki sebagai penjara terbesar bagi para wartawan surat kabar. Tingkat perhatian publik internasional terhadap masalah Hak Asasi Manusia di Turki cukup tinggi. Terbukti, baru-baru ini sejumlah seniman dan intelektual Eropa dalam suratnya untuk pemerintah Ankara, selain mengutuk tindak kekerasan terhadap para demonstran oleh aparat keamanan negara itu, juga memprotes penangkapan para wartawan Turki. 
Surat kabar Inggris, The Independent juga melaporkan, jumlah wartawan surat kabar di Turki yang dijebloskan ke penjara terbesar dibandingkan dengan negara-negara dunia lainnya. The Independent menulis, Baru-baru ini para wartawan Turki membentuk sebuah perhimpunan bernama Suara Kami dalam Bahaya.[4]

SISTEM POLITIK 
A.    Penaklukan Konstantinopel
Jauh sebelum masa Dinasti Utsmani, beberapa kali kaum muslim mencoba menaklukan Konstantinopel. Mereka didorong sabda Nabi riwayat Abu Qubayl, “Ketika kami sedang bersama Abdullah ibn Amr ibn al-‘Ash, ia ditanya, “Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?” Abdullah meminta sebuah kotak berhias miliknya, lalu bercerita, “Ketika kami tengah duduk menulis di sekeliling Rasulullah, tiba – tiba beliau ditanya, ‘Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukan, Konstantinopel atau Roma?” beliau menjawab, “Kota Heraklius (maksudnya kota Konstantinopel) terlebih dahulu.”[5]
Usaha pertama penaklukan Konstantinopel dilancarkan pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, di pengujung 32 H/ 653 M, di bawah pasukan pimpinan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, penguasa Syam kala itu yang menerobos Asia Kecil hingga pimpinan Busr ibn Abi Artha’ah yang ingin membantu pasukan artileri islam, yang bergerak dari Tripoli Barat Menuju Konstantinopel. Tapi, usaha ini gagal.
Pada 44 H/ 664 M, usaha kedua dilancarkan pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan. Usaha ini juga gagal.
Tahun 48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba lagi. Ia mengirim pasukan besar pimpinan Sufyan ibn ‘Awf yang ditemani Yazid ibn Mu’awiyah dan sejumlah sahabat terkemuka dari Muhajirin dan Anshar, seperti Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn al – Zubayr, dan Abu Ayyub al – Anshari. Sementara itu, armada laut islam yang berada di bawah pimpinan Busr ibn Artha’ah bergerak menerobos selat Dardanelle tanpa perlawanan. Pengepungan kota dari barat dan laut terus berlanjut sampai tujuh tahun tapi tanpa hasil. Pasukan muslim pun menarik diri ke markas pada 58 H/ 678 M.
Pada 96 H/ 715 M, Sulaiman ibn Abdul Malik duduk sebagai khalifah. Ia mencoba menaklukan Konstantinopel. Ia memerintahkan saudaranya, Maslamah ibn Abdul Malik untuk tidak meninggalkan Konstantinopel sampai berhasil menaklukannya. Pada permulaan 98 H/ 716 M, Masmalah bergerak menerobos dataran tinggi Anatolia sejumlah kota dan benteng milik Romawi, lalu mulai mengepung kota Konstantinopel. Untuk kali kedua, pada 2 Muharram 99 H/ 15 Agustus 717 M, Maslamah mengepung kota Konstantinopel lagi. Tapi beberapa minggu kemudian, 10 Safar 99 H, dating kabar perihal kematian Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malaik. Selain itu, musim dingin tiba dan cuaca sangat ekstrem. Ini semua membuat Maslamah menarik diri dan kembali ke Syam.
Setelah itu, tak ada usaha serius lagi dari khalifah untuk menaklukkan Konstantinopel, meskipun pasukannya sudah berhasil mendekati kota lebih dari sekali.
Perang paling masyhur terjadi di masa kekhalifahan al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah. Pada musim panas 165 H/ 783 M, anak al – Mahdi, Harun al – Rasyid bergerak memerangi Dinasti Byzantium. Al – Rasyid menerobos dataran tinggi Anatolia hingga mencapai tepian Selat Bosphorus, lalu membuat markas di atas Bukit Chrysopolis (Scutari) yang menghadap langsung Konstantinopel. Waktu itu, Byzantium dipimpin Konstantin VI yang masih belia sehingga roda pemerintahan dipegang ibundanya, Eyrene. Pasukan al – Rasyid dapat menekuk lutut musuh dan memaksa Eyrene menandatangani perjanjian damai dengan membayar upeti tahunan kepada Dinasti Abbasyiah.
Dinasti Utsmani berupaya kembali menaklukan Konstantinopel dilancarkan pada 798 H/ 1395 M. Hanya saja, serangan Timur Leng di daerah – daerah perbatasan Dinasti Utsmani memaksa Sultan Bayazid menghentikan pengepungan.
Penaklukan Konstantinopel menjadi kerinduan dan impian kaum Utsmani sejak berdirinya dinasti mereka. Sultan Utsman, pendiri Dinasti telah mewasiatkan penaklukan kota ini kepada sultan – sultan sepeninggalannya. Tapi tidak ada satu sultan pun sesudah Utsman yang sanggup mewujudkannya hingga datang masa Sultan Muhammad II (al – Fatih).
 Sultan Muhammad al – Fatih memulai persiapan penaklukan. Ia membangun benteng di daratan Eropa dekat Selat Bosphorus yang menghadap sebuah benteng di daratan Asia yang dibangun Sultan Bayazid I. Dengan demikian, ia dapat mengawasi Selat Bosphorus dan mencegah bantuan Kristen datang ke Konstantinopel.
Kaisar merasa bahwa Sultan berencana menduduki negerinya. Kaisar pun menawarkan diri membayar upeti asalkan negerinya tidak diduduki tapi ditolak Sultan. Ketika Sultan menolak tawaran Kaisar Byzantium yang bersedia membayar upeti asalkan Konstantinopel tidak diserang, sang Kaisar segera meminta bantuan Kristen – Eropa. Genoa (salah satu kerajaan Kristen Eropa kala itu) menanggapi permintaan sang kaisar dengan mengirim 30 kapal perang. Tapi ke-30 kapal ini datang ketika Konstantinopel sudah dikepung dari segala arah oleh pasukan Genoa pun tak terhindarkan. Pasukan Utsmani gagal mengejar pasukan Genoa yang berhasil masuk ke Golden Horn karena rantai – rantai besi Golden Horn dipasang kembali.
Jumlah angkatan darat Utsmani yang mengepung Konstantinopel sekitar 250.000 orang, sementara angkatan lautnya sekitar 180 kapal perang.
Pasukan Utsmani ingin menerobos Golden Horn yang benteng-bentengnya terbilang paling lemah. Mereka memakai satu cara aneh yang tidak pernah dipikirkan seorang pun sebelumnya. Mereka memasang papan – papan kayu berukuran besar yang memanjang dari selat Bosphorus sampai Golden Horn, lalu melumurinya dengan minyak dan lemak. Setelah itu, mereka menggelincirkan kapal – kapal perang islam di atas papan – papan tersebut. Setelah sampai di Golden Horn dari segala arah pasukan Utsmani mulai memberondong pagar – pagar Konstantinopel dengan meriam. Tak ada yang bisa menahan gempuran Utsmani pada fajar 15 Jumadil Awal 857 H, Kota Konstantinopel dapat diterobos pasukan muslim dan penguasanya terbunuh di pertempuran. Seluruh penjuru kota dapat ditaklukan.
Setelah itu, Sultan Muhammad al- Fatih memerintahkan pengumandangan azan di gereja Hagia Sophia (Aya Sofia) yang menandai perubahan fungsi gereja. Gereja Aya Sofia merupakan jantung Kristen – Ortodoks dunia yang menandingi Vatikan sebagai jantung Kristen – Katolik. Sultan juga memerintahkan perubahan nama Konstantinopel menjadi Islam Bul (Istanbul) yang berarti “Kota Islam”. Istanbul lalu dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Utsmani sampai masa penghapusan Khilafah.

B.     Pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa Kemal Ataturk yang lahir di Selanik (sekarang Thessaloniki, Yunani) pada 12 Maret 1881 adalah seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Ia juga pendiri dan presiden pertama Republik Turki.[6]
Setelah kekalahan kekaisaran Ottoman di tangan tentara sekutu, Mustafa memimpin gerakan nasional Turki dalam perang kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya republik Turki pada 29 Oktober 1923. Kemudian majelis Agung Turki memberikan kepada Mustafa Kemal nama “Ataturk”.
Penghapusan kekhalifahan merupakan agenda pertama yang dilaksanakan oleh Mustafa. Pada tanggal 1 November 1922 Dewan Agung Nasional pimpinan Mustafa Kemal menghapuskan kekhalifahan. Selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 1923 memindahkan pusat pemerintahan dari Istanbul ke Ankara. Akhirnya Dewan Nasional Agung pada tanggal 29 Oktober 1923 memproklamasikan terbentuknya negara Republik Turki dan mengangkat Mustafa Kemal sebagai Presiden Republik Turki.[7]
Reformasi yang paling penting dari rezim Kemalis adalah reformasi bahasa. Tulisan Arab diganti dengan tulisan Latin, berdasarkan undang-undang yang diputuskan oleh Dewan Nasional Agung pada 3 November 1928. Tujuan reformasi bahasa adalah membebaskan bahasa Turki dari ‘belenggu’ bahasa asing. Penekanannya adalah pemurnian bahasa Turki dari bahasa Arab dan Persi. Mustafa Kemal mengadakan kunjungan di banyak tempat untuk mengajar secara langsung tulisan baru pada rakyat Turki.
Ciri - ciri struktural bahasa Turki memperlihatkan perbedaannya yang jelas dengan bahasa Arab. Komite ahli hukum mengambil Undang-Undang sipil Swiss untuk memenuhi keperluan hukum di Turki menggantikan Undang-Undang Syariah, berdasarkan keputusan Dewan Nasional agung tanggal 17 Februari 1926. Undang-Undang Sipil yang mulai diberlakukan pada tanggal 4 Oktober 1926 ini antara lain tentang: menerapkan monogami, melarang poligami dan memberikan persamaan hak antara pria dan wanita dalam memutuskan perkawinan dan perceraian. Sebagai konsekuensi dari persamaan hak dan kewajiban ini hukum waris berdasarkan Islam dihapuskan. Selain itu undang-undang sipil juga memberi kebebasan bagi perkawinan antar agama.
Mustafa Kemal meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938, setelah tiga kali menjabat sebagai presiden Republik Turki, yaitu pada tahun 1927, 1931 dan 1935. Mustafa Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki. Partai Republik Rakyat adalah partai politik yang dibentuk Mustafa Kemal untuk menjalankan roda Pemerintahan. Meskipun demikian, sejarah Turki menunjukkan pemerintahan Kemal dengan sistem pemerintahan satu partai tidak memberi ruang bagi kemunculan partai oposisi.

C.    Profil Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan adalah seorang politikus Turki. Laki – laki yang akrab disapa Erdogan ini dilahirkan pada tanggal 26 Februari 1954 di Istanbul. Erdogan mendirikan partai AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) atau yang dikenal sebagai Partai Keadilan Pembangunan pada tahun 2001 yang berhaluan islam. Partainya kemudian melesat menjadi salah satu partai terbesar di negara bekas kekhalifahan Ottoman tersebut.
Terbukti ketika partainya yaitu AKP menang dalam pemilihan umum di Turki sehingga semakin melambungkan namanya di kancah politik Turki dan otomatis membuat Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki pada tahun 2003-2014, Kemudian terpilih menjadi Presiden Turki pada tahun 2014 - sekarang.


D.    Perubahan Konstitusi
Pada tanggal 12 September 2010, Negara berpenduduk 70 juta itu mengadakan referendum. Dalam referendum itu warga Turki memilih untuk mencoblos ‘ya’ atau ‘tidak’ untuk perubahan konstitusi Turki. Hasilnya, dimenangkan oleh ‘ya’ untuk perubahan konstitusi yang mendapatkan hasil 57,88 persen suara.[8]
Tidak lama setelah referendum, di akhir tahun 2010, Dewan Pendidikan Tinggi (YOK) mengeluarkan surat edaran yang berisi pencabutan larangan jilbab masuk universitas. Sejak saat itu mahasiswi tidak lagi berkumpul di pojok pintu gerbang kampus untuk melepas atau mengenakan jilbabnya.[9]

E.     Skandal Korupsi
Pada 17 Desember lalu, sebuah kabar mengejutkan tentang skandal korupsi yang melibatkan orang-orang di pemerintahan Turki yang dipimpin Erdogan. Terdapat tiga anak menteri yang tertangkap dalam operasi korupsi tersebut. Yaitu Zafer Caglayan (Menteri Ekonomi), Muammer Guler (Menteri Dalam Negeri), dan Erdogan Bayraktar (Menteri Lingkungan dan Perencanaan Kota).[10]
Tiga menteri kabinet Turki mengundurkan diri hari Rabu 25 Desember 2013, beberapa hari setelah putera-putera mereka ditangkap dalam skandal korupsi dan suap yang meluas. Ketiga menteri tersebut akhirnya mengundurkan diri dan membantah telah melakukan pelanggaran. Dua putera Menteri Caglayan dan Menteri Guler, serta CEO bank pemerintah Halkbank, termasuk di antara ke-24 orang yang ditangkap atas tuduhan penyuapan. Putera Bayraktar, Abdullah Oguz, ditahan sebentar, tetapi kemudian dibebaskan dari tahanan.[11]
Laporan-laporan media mengatakan polisi telah menyita uang tunai 4,5 juta dollar yang disimpan dalam kotak-kotak sepatu di rumah CEO bank tersebut, sementara lebih dari 1 juta dolar dalam bentuk tunai dilaporkan ditemukan di rumah putera Guler.[12]
Yang lebih menghebohkan adalah adanya rekaman suara antara Erdogan dan anaknya, Bilal Erdogan, tentang penyimpanan sejumlah uang beberapa saat sebelum operasi korupsi. Rekaman tersebut disebar di media sosial, seperti twitter, facebook, dan youtube.[13]
Kini pihak Kejaksaan Italia tengah menyelidiki Bilal Erdogan, putra Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, atas dugaan pencucian uang. Penyelidikan ini dilakukan di tengah tuduhan menyelundupkan uang dalam jumlah besar ke negara itu yang dilakukan Bilal.[14]
Penyelidikan terhadap Bilal dilakukan setelah pihak berwenang Italia mendapatkan laporan dari pengusaha Turki, Murat Hakan Uzan, lawan politik yang diasingkan oleh Erdogan. Uzan meminta pihak kejaksaan Italia melakukan penyelidikan apa yang disebut sebagai “operasi gateway” dari Turki ke Italia, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis, 18 Februari 2016.[15]

SISTEM EKONOMI
A.    Potensi Ekonomi
Sebagian besar pendapatan yang didapatkan oleh Turki berasal dari sektor wisata atau pelancong di Turki. Sektor wisata adalah salah satu sektor yang paling dinamik dan berkembang di Turki. Menurut agen perjalanan TUI AG dan Thomas Cook, 11 dari 100 hotel terbaik di dunia terletak di Turki. Pada tahun 2005, terdapat 24.124.501 pengunjung ke Negara tersebut dan memberikan sumbangan sebesar $1.82 bilion untuk pendapatan Turki, dengan pengeluaran purata $679 pada pelancong. Sedangkan pada tahun 2008, jumlah pengunjung meningkat menjadi 30,929,192, yang memberikan sumbangan $2.19 bilion terhadap pendapatan Turki.
Selama bertahun-tahun, Turki telah muncul sebagai destinasi pelancongan popular bagi banyak orang Eropa, bersaing dengan Yunani, Itali dan Spanyol. Resorts di wilayah seperti Antalya dan Muğla (yang terletak di Riviera Turki) telah menjadi sangat popular di kalangan para pelancong.[16]
Secara geografis letak Ankara yang berada di bagian tengah Turki yang sulit dijangkau dan ditaklukan oleh musuh-musuh Turki di awal abad ke-20 oleh penjajah dari berbagai negara di Eropa. Jika Ibukota Turki dipertahankan di Istanbul yang berada di barat laut Turki atau berada di ujung kiri, maka musuh mudah untuk menaklukannya. Jika Istanbul sudah ditaklukkan musuh, maka seluruh Turki sudah dipastikan direbut penjajah.
Sejak itulah ada pemisahan antara kota pemerintahan serta kota bisnis dan budaya di Turki. Ankara dipilih sebagai kota pemerintahan sementara Istanbul sebagai kota bisnis dan budaya. Pada tahun 2010, Istanbul terpilih bsebagai ibukota budaya Eropa. Istanbul saat ini penduduknya mencapai 16 hingga 20 juta penduduk. Ini menjadikan Istanbul lebih padat tiga kali lipat dibandingkan Ankara. [17]

B.     Pendapatan Perkapita
Dalam 8 tahun masa kepemimpinan Perdana Menteri Erdogan, Turki berhasil meningkatkan taraf ekonominya sampai 3 kali lipat; pendapatan perkapita negara itu mampu meningkat dari USD 3,492 menjadi USD 10,079 atau naik 288%. Dengan pencapaian ini Perdana Menteri Erdogan dan partainya dapat membuktikan banyak hal pada sikap skeptic pemimpin-pemimpin dunia khususnya regional Eropa dan Timur Tengah ketika Erdogan dan partainya AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) pertama kali memenangi pemilihan umum pada 8 tahun lalu. Partai yang beraliran islam moderat ini mampu membuktikan bahwa partai Islam dapat hidup berdampingan dengan konstitusi sekuler negara Turki, bahkan dengan gemilang mempersembahkan pembangunan ekonomi yang mengagumkan, pembangunan yang notabene tidak pernah sekalipun dicapai oleh rezim sekuler sebelumnya sejak rezim sekuler Altaturk (Kemal Al Taturk) berkuasa awal abad 20.
Pendapatan Perkapita Turki Tahun 2006- 2010 dalam US$ Menurut Bank Dunia[18]:
2006
2007
2008
2009
2010
7,150
8,090
8,890
8,700
9,500

Berdasarkan data World Bank pada tahun 2011, berikut 15 negara Islam terkaya di dunia:
  1. Qatar, perdapatan perkapita $ 88,919 (2011)
  2. Kuwait, perdapatan perkapita $ 54,654 (2011)
  3. Brunei, perdapatan perkapita $ 50,506 (2010)
  4. United Arab Emirates, perdapatan perkapita $ 48,222 (2011)
  5. Oman, perdapatan perkapita $ 28,880 (2011)
  6. Arab Saudi, perdapatan perkapita $ 24,434 (2011)
  7. Bahrain, perdapatan perkapita $ 23,690 (2011)
  8. Turki, perdapatan perkapita $ 16,885 (2011)
  9. Libya, perdapatan perkapita $ 16,855 (2009)
  10. Malaysia, pendapatan perkapita $ 15,589 (2011)

SOSIAL DAN BUDAYA
Masyarakat Turki merupakan salahsatu dari masyarakat timur tengah yang memiliki corak budaya yang berbeda dengan masyarakat timur tengah lainnya. Perbedaannya adalah masyarakat turki yang memiliki budaya kombinasi atau perpaduan antara budaya Eropa, Asia , dan Arab.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Hal tersebut membuat masyarakat awam  sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19 di bawah kepemimpinan Kemal Atatruk. Setelah jatuhnya kerajaan setelah Republik Turki mengadaptasi sebuah pendekatan kesatuan, yang memaksa semua budaya yang berbeda dalam batas-batas untuk bergaul dengan satu sama lain dengan tujuan menghasilkan “Turki” dan budaya identitas nasional. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.
Terdapat beberapa kebudayaan yang dimilliki oleh masyarakat turki yaitu:
1.       Minum
Tempat mendidihkan teh di Turki selalu dua tempat. Bagian bawah untuk air putih panas, bagian atas yang sudah dicampur dengan teh yang pekat sebagai induknya. Pada saat menuangkan ke gelas, mereka menuangkan induk teh yang pekat itu dulu sesuai selera tamu, lalu dicampur dengan air panas biasa tadi. Jadi ukuran kepekatan teh sangat fleksibel pada masing-masing orang. Semua orang merasa senang karena teh untuk mereka sesuai dengan keinginan. 
            Walaupun kebanyakan orang Turki mengamalkan kepercayaan Islam, minuman alkohol dapat dibeli dengan mudah seperti di Eropa. Bagaimanapun, kebanyakan orang Turki menjauhi diri daripada meminum alkohol semasa bulan suci Ramadan.
2.      Makanan
Setiap kali makan pagi, siang ataupun malam, selalu diawali dengan yang namanya Roti Tawar atau Roti Ragi, dan sup. Baik itu sup tomat maupun sup lainnya. Cara makannya adalah mencelupkan roti tersebut ke dalam sup. Dan juga yogurt menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Turki. Setiap rumah tangga pasti menyediakan yogurt sebagai salah satu bumbu terpopuler untuk makanan sehari-hari. Sekarang yogurt lebih sering  dihidangkan bersama buah. Tapi, mereka menyantap yogurt dengan daging dan sayuran.

3.      Masakan
Seluruh Turki tidak homogen. Selain spesialisasi yang dapat ditemukan di seluruh negeri, ada juga spesialisasi khusus kawasan. Masakan daerah (Turki utara) didasarkan pada jagung dan ikan. Sebelah tenggara- Urfa , Gaziantep dan Adana -adalah terkenal karena kebab, mezes dan berbasis makanan penutup adonan seperti baklava, kadayıf dan künefe. Di bagian barat Turki, di mana pohon zaitun yang tumbuh melimpah, minyak zaitun adalah jenis utama minyak yang digunakan untuk memasak. Masakan dari Aegean, Marmara dan Mediterania daerah menampilkan karakteristik dasar dari masakan Mediterania karena mereka kaya dalam sayuran, bumbu dan ikan. Anatolia Tengah terkenal dengan spesialisasi kuenya seperti keşkek (kashkak), Manti (terutama dari Kayseri ) dan gozleme .
4.      Pakaian
Percampuran budaya ini dapat dilihat pada pakaian tradisional yang didominasi warna turquoise dan merah. Pengaruh Kristen dan Yahudi menghadirkan pemakaian selendang, mantel panjang, atau yeldirme, sejenis mantel bertopi. Sedangkan sebagai penyesuaian terhadap masyarakat Islam, biasanya mereka menutupi rambut mereka rapat-rapat.
Orang-Orang Turki jika keluar rumah memakai kemeja, hem, atau  pakai kaos berkerah. pakaian yang biasa dipakai ke kantor oleh mereka sering dipakai sehari-hari walaupun sedang tidak bekerja. Yaitu pakainya kemeja, celana dan jas satu stel. Tak cuma orang dewasa, sampai anak-anak juga memakai hem.
Hal yang rapi lainnya yang membuat kagum adalah sepatu dan kaos kaki. Di  Turki masuk masjid tidak boleh tidak pakai kaos kaki. Dan masyarakat turki juga sangat aka memakai sepatu jika keluar rumah sedangkan sendal hanya dipakai pada saat di dalam rumah atau gedung. Di turki sangat sulit menemukan toko yang menjual sandal.
5.      Tarian Sufi
Tarian ini menggambarkan kasih suci pada sang kekasih. Awalnya tarian ini hanya di gunakan untuk acara tertentu. Biasanya di pentaskan untuk latihan spiritual untuk hidup secara meditatif. Kemudian pertama kali tarian ini di pentaskan oleh Anand Ashram, untuk hiburan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat menjadi lebih mengenal tarian sufi ini. 
Sebenarnya tarian sufi berasal dari tradisi Turki. Tari Sufi menjadi salah satu peninggalan Rumi yang merupakan perpaduan tradisi, sejarah, kepercayaan, dan budaya Turki. Nah, kalau di gambarkan tari sufi ini menggambarkan islam yang sangat dekat dengan kedamaian dan cinta. Itulah yang di tunjukan oleh Rumi sebagai pencipta Tarian sufi atau Sema. Biasanya, tarian Sufi Maulana Jamaludin Rumi ini ditampilkan satu jam menjelang buka puasa selama bulan ramadhan.[19]
6.      Musik
Dalam hal musik di ketahui bahwa Musik Turki mencakup unsur-unsur musik rakyat Asia Tengah, Arab, musik klasik Persia, musik kuno Yunani-Romawi dan musik populer modern Eropa dan Amerika. Turki, kaya akan warisan musik, telah mengembangkan seni di dua daerah, musik klasik Turki mirip dengan Yunani-Romawi dan musik rakyat Turki Serupa dengan Asia Tengah.[20]

  


BAB III
TEORI DAN ANALISA

A.    Sistem Pers
Dalam dua tahun terakhir, sistem pers yang berlaku di Tuki adalah sistem otoriter. Teori otoritarian (authoritarian theory) sebetulnya adalah deskripsi kontrol deskripsi dari kontrol terhadap pers selama dua atau tiga abad oleh berbagai rezim yang menekan (terutama di Eropa), situasi di mana AS dengan senang hati melarikan diri dngan cara membebaskan diri dari Inggris. Otoritarianisme umumnya tidak memiliki konten teoritis, meskipun prinsip dasarnya dirangkum oleh Dr.Samuel Johnson, penulis Inggris pada abad ke-18, yaitu: “setiap masyarakat memiliki hak untuk menjaga keamanan dan ketertiban publik, dan oleh karena itu memiliki hak untuk melarang propaganda opini yang memiliki kecenderungan berbahaya” (dikutip dalam Sibert dan kawan-kawan, 1956:36).  Menurut Johnson pembatasasn opini barangkali salah secara moral.[21]
Pada suatu negara di mana otoritarianisme tumbuh subur, media massa sepatutnya mengabdi dan dipaksa patuh terhadap negara dengan mendukung kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa. Loyalitas hanya didedikasikan untuk kepentingan negara. Otoritarian menganggap pembatasan gerak media massa dilakukan untuk memberi jalan bagi pemangku kebijakan untuk mencapai tujuan suatu bangsa. Sehingga secara taktis anti-kritik dan kritik tajam terhadap kebijakan akan diawasi ketat bahkan dikenakan sensor larang terbit.
Jika berita yang berpandangan kritis sudah terlanjur tersebar ke publik dan mendapat respon tak menyenangkan dari kalangan penguasa, maka jurnalis yang bersangkutan harus siap-siap diseret ke pengadilan. Musibah inilah yang membawa dua jurnalis Turki; Can Dundar, kepala editor Cumhuriyet dan Erdem Gul, kepala biro Ankara masuk ke ruang pengadilan. Seperti yang diberitakan Republika Online berikut:
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan tidak akan menerima hasil pengadilan konstitusi terkait penahanan dua jurnalis di negaranya, Ahad (28/2). Pengadilan memutuskan bahwa penahanan dua jurnalis dari surat kabar oposisi Turki telah melanggar hak asasi mereka.
"Saya akan tetap diam terhadap keputusan yang diberikan pengadilan. Saya tidak akan menerimanya. Saya tidak akan mematuhi atau menghormati keputusan itu," kata Erdogan pada reporter di Istanbul sebelum pergi untuk kunjungan resmi ke Afrka Barat.
Menurut Erdogan, kasus ini bukan soal kebebasan pers, tapi pengintaian terhadap negara. Dua jurnalis yang ditahan adalah kepala Editor Cumhuriyet, Can Dundar dan kepala biro Ankara Erdem Gul. Mereka dibebaskan menurut keputusan pengadilan pada Jumat, lalu.
Dua orang ini didakwa dengan tuduhan membantu organisasi teroris bersenjata dan mempublikasikan materi yang membahayakan keamanan negara. Cumhuriyet mempublikasikan foto, video, dan laporan pada Mei lalu yang mengatakan bahwa otoritas inteligen mengirim senjata ke Suriah dengan truk pada 2014.
Erdogan mengatakan, peliputan surat kabar tersebut bertujuan untuk merusak posisi Turki di tatanan global. Erdogan memutuskan untuk tidak memaafkan laporan yang telah dibuat keduanya.
Dua jurnalis itu memiliki dua kemungkinan dalam menjalani proses hukum. Yaitu pembebasan atau hukuman penjara seumur hidup. Peradilan keduanya dimulai sejak 25 Maret, lalu. Mereka juga dilarang meninggalkan Turki.[22]

Penyebab kedua jurnalis itu ditarik ke pengadilan konstitusi bermula dari menyebarnya foto dan video jurnalistik yang diambil wartawan Cumhuriyet. Dalam dokumen jurnalistik itu terlihat pejabat intelejen Turki tengah mengirim senjata ke Suriah dengan tujuan ISIS. Erdogan mempidankan pimpinan Harian Cumhuriyet atas tuduhan membahayakan negara. Erdogan mengambil sikap yang berlawanan keputusan pengadilan dengan mengatakan tidak menghormati dan mengakui keputusan MK yang melepaskan dua pimpinan harian Cumhuriyet, MK ditudingnya sebagai lembaga yang tak berpihak kepada kepentingan negara dan rakyat Turki.
Advokasi pers dunia, yang dikenal dengan singkatan RSF Perancis, mengutuk Erdogan yang secara terbuka telah mengancam harian oposisi Cumhuriyet setelah mem-publish video yang menunjukkan truk milik badan intelijen negara yang diduga membawa senjata ke militan Takfiri ke Suriah.
Sementara itu, Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi Turki Partai Rakyat Republik (CHP), Senin mengecam Erdogan yang secara terbuka mengancam wartawan, dan mengatakan reaksi lebay Erdogan menunjukkan kelemahan pemerintahannya. “Untuk pertama kalinya, seorang presiden secara terbuka mengancam wartawan. Hal ini menunjukkan ketidak mampuan Erdogan. Bahkan, dia yang harus meminta maaf kepada rakyat Turki karena telah menipu dan berbohong” kata pemimpin CHP.[23]
Dalam Fungsi Pers Otoritarian pers cukup menyampaikan apa yang diinginkan negara untuk diketahui rakyatnya. Negara memiliki kedudukan lebih tinggi daripada individu dalam skala kehidupan sosial. Bagi seorang individu, hanya dengan menempatkan diri di bawah kekuasaan negara, maka individu yang bersangkutan akan mencapai cita-citanya dan memiliki atribusi sebagai orang yang beradab.[24]

B.     Sistem Politik
Bentuk Negara Turki dan Status Negara Turki
Bentuk Negara Turki yaitu kesatuan. Pemerintah pusat Turki punya kuasa besar atas pemerintahan lokalnya. Status Negara Turki yaitu Merdela dimana sistem pemerintahan ini yaitu Parlementer. Presiden selaku kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Sejak amandemen konstitusi 2007, Presiden Turki dipilih oleh Parlemen (The Grand National Assembly/ TGNA). Presiden terpilih kemudian mengangkat Perdana Menteri. Perdana Menteri kemudian menyusun Dewan Menteri, dengan susunan yang telah disetujui oleh Presiden. Presiden tidak dapat memberhentikan Menteri tanpa proposal dari Perdana Menteri. Perdana Menteri-lah yang menjalankan pemerintahan sehari-hari di Turki. Perdana Menteri dan Dewan Menteri tidak bertanggung jawab kepada Presiden, melainkan bertanggung jawab kepada Parlemen.[25]
Presiden Turki bukan semata-mata “simbol” negara saja. Presiden punya kewenangan mengembalikan seluruh produk undang-undang (kecuali UU Anggaran) kepada Parlemen untuk dipertimbangkan kembali keberlakuannya. Dan jika Parlemen berkeras untuk tetap memberlakukan tetapi Presiden menolak, Presiden dapat memanfaatkan Mahkamah Konstitusi guna memutuskannya.
Selain itu, Presiden memiliki kewenangan untuk mengadakan Pemilu ulangan jika terjadi kebuntuan politik. Peran Presiden yang besar juga terlihat dalam kewenangannya untuk memutuskan penggunaan Angkatan Bersenjata Turki, mengangkat kepala-kepala Staf Angkatan Perang, dan bersama-sama TGNA (Turkish Grand National Assembly) berposisi selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang. TGNA sendiri adalah badan legislatif Turki yang berkuasa membuat Undang - undangnya tidak bisa didelegasikan kepada badan lain. Anggotanya terdiri atas 550 orang yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Masa tugasnya 5 tahun.

Rencana Erdogan Gunakan Sistem Presidensial
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menegaskan keinginannya untuk memastikan Turki mengadopsi sistem pemerintahan presidensial. Erdoga bahkan mengambil contoh Adolf Hitler yang pernah memimpin Jerman sebagai contoh keberhasilan sistem presidensial.[26]
Dalam konferensi pers pada tanggal 1 Januari 2016, Erdogan ditanya oleh wartawan apakah Turki akan mampu menjaga struktur kesatuan pemerintahan jika sistem presidensial dilaksanakan.[27]
Kemudian Erdogan menjawab, sudah ada contoh di dunia seperti Hitler di Jerman. Pernyataan tersebut berasal dari sebuah rekaman yang disiarkan oleh kantor berita Dogan. Erdogan dan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menambahkan bahwa Turki harus menjauh dari sistem parlementer saat ini. Ini diperlukan agar struktur pemerintahan menjadi lebih ramping.[28]
Di sisi lain Kantor Kepresidenan Turki segera membantah interpretasi tersebut pada tanggal 2 Januari 2016. Mereka menyatakan, pernyataan Erdogan telah disalahartikan. Dilansir koran berbahasa Inggris di Turki, Today's Zaman, pihak kepresidenan juga mengkritik pemberitaan yang salah mengartikan kutipan pendiri Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu.[29]

C.     Sistem Ekonomi
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, menyatakan bahwa ekonomi Turki, menempati posisi keenam terbesar di Uni Eropa.
Perkembangan kemajuan ini adalah puncak keberhasil Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang dipimpin Erdogan setelah berhasil berkuasa di Turki, sejak tahun 2002 lalu. “Ketika partai kami mengambil alih kekuasaan, gross domestic bruto (GDP) Turki baru senilai 230 milyar dolar, dan diakhir 2008 ini mencapai 742 milyar dolar”, ucap Erdogan dalam pertemuan dengan jajaran pemimpin Partai AKP di wilayah Trabzon. Selain itu, Erdogan menjelaskan total eksport Turki dari 32 milyar dolar, kini sudah mencapai 132 milyar dolar, sejak kekuasaan di pegang Partai AKP. Inilah merupakan keberhasilan yang dicapai AKP, dan belum pernah dicapai partai-partai sebelumnya yang berkuasa di Turki.
Tidak hanya itu, pemerintah Turki, yang dipimpin Erdogan itu, berhasil menekan inflasi, yang sebelumnya inflasi mencapai 30 persen, kini hanya tinggal 5.7 persen. Inilah rekor yang paling gemilang dari pemerintah Turki, yang selama ini selalu dipojokkan oleh kalangan sekuler, di mana kelompok-kelompok sekuler sebelumnya belum pernah mencapai kemajuan dibidang ekonomi. Bahkan, pemerintahan sebelumnya nyaris ambruk, dan mengalami kekacauan dibidang ekonomi, dan tingkat inflasi mencapai lebih dari 100 persen.
“Kami mempunyai peluang Turki menjadi kekuatan ekonomi global”, tambah Erdogan. Dengan terus membaiknya ekonomi Turki, dan usahanya menjadi anggota Uni Eropa, dan peranan Turki sekarang ditingkat regional dan global, terus masalah-masalah politik, Turki sangat mempunyai peluang menjadi negara yang akan memiliki peranan global di masa mendatang.
Tentu, sekarang ini, peranan Turki sangat diharapkan untuk mengatasi konflik-konflik regional, seperti konflik di Palestina, Iraq, dan Afghanistan. Di bawah Partai AKP dan kepemimpinan Erdogan, Turki akan menjadi pemain utama dipentas global. (m/wb).

D.    Sosial dan Budaya
Karena faktor sejarah yang berbeda mendefinisikan identitas Turki, budaya Turki menggabungkan upaya yang jelas untuk menjadi “modern” dan Barat , dengan keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai agama dan sejarah tradisional. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas sosial budaya masyarakat Turki.[30]
Seperti halnya budaya bekerja di Turki. Budaya Bekerja di Turki. Bagi banyak Muslim, hak para wanita untuk berpakaian yang sejalan dengan kepercayaan mereka berada di barisan depan di dalam sebuah pertempuran dengan kelas tradisional yang berkuasa.Bagi banyak sekuler Turki, jilbab adalah sebuah simbol dari segala sesuatu yang mereka takutkan atas apa yang pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan sedang kerjakan. Pelarangan jilbab masih menjadi sebuah topik yang hangat bagi Turki selama satu dekade. Bagaimanapun juga, masih terdapat kurangnya kompromi politik untuk mengakhiri pelarangan tersebut. Di Turki ada begitu banyak pekerjaan bagi para wanita yang tidak mengenakan Jilbab, namun ada beberapa untuk wanita yang mengenakan.




   














 BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pemaparan isi makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Turki yang berideologi sekuler dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai agama islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuktikkan bahwa kehidupan bernegara sebuah masyarakat tidak melulu dipengaruhi oleh sistem pemerintahan atau sistem politiknya. Seperti halnya di Indonesia, walaupun pemerintah menempatkan nilai-nilai agama dalam berbagai kebijakan pemerintah, tetapi belum tentu masyarakatnya melakukan hal yang didorong oleh pemerintah tersebut. Terlihat dari banyaknya perilaku umat islam di Indonesia yang tidak islami dan malah terlihat sekuler.
Dari pemaparan di atas juga dapat diambil pelajaran terkait bagaimana agar Indonesia dapat memajukan kondisi ekonomi masyarakat dari sisi pariwisata, dan untuk menjaga kondisi sosial budaya masyarakatnya. Pemerintah Indonesia bisa melihat sisi positif yang diterapkan di Negara Turki, agar lebih berkembang ke arah kemajuan untuk menghadapi era globalisasi ini. Tentunya dengan tidak memasukkan sisi negatif yang berdampak pada kemunduran bangsa.

B.     Saran
-          Terapkanlah nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
-          Junjung tinggilah kebebasan bersuara dan berpendapat.
-          Hindarilah konflik antar umat beragama dengan alasan perbedaan.
-          Junjung setinggi-tingginya budaya dan sejarah kehidupan bangsa, misalnya dengan mempelajari dan mengunjungi museum.



 DAFTAR PUSTAKA

1.       Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
2.       Fred, Sibert dkk. 1986. Empat Teori Pers. Jakarta: PT. Intermasa.
3.       Ibrahim, Qasim A. dan Saleh,  Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)
4.       Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari.
5.       Kusumaningrat, Hikmat dan Kusumaningrat, Purnama. 2005. Jurnalistik, Teori dan Praktek. Bandung:  Remaja Rosda Karya.
6.       McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
7.       http://www.dw.com/id/duran-jurnalis-dipenjara-karena-lakukan-tugas/a-16789245 diakses pukul 13.14
8.       Rio Permana, Turki, http://riopermanakrook.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 20.46 WIB.
9.       Wikipedia, Turki, www.id.wikipedia.org/2014/wiki/Turki, diakses pada tanggal 23 April 2016 Pukul 21.05 WIB.
10.   Puteranya Terkait Korupsi, 3 Menteri Mengundurkan Diri, http://www.voaindonesia.com/content/tiga-menteri-turki-mengundurkan-diri/1817363.html, diakses pada tanggal 24 April 2016 Pukul 23.14 WIB.
11.   Terkait Pencucian Uang, Kejaksaan Italia Periksa Bilal Anak Erdogan, http://www.salafynews.com/terkait-pencucian-uang-kejaksaan-italia-periksa-bilal-anak-erdogan.html, diakses pada tanggal 24 April 2016 Pukul 23.31 WIB.
12.   Sistem Pemerintahan di Turki, https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-pemerintahan-di-turki/, diakses pada tanggal 26 April 2016 Pukul 20.51 WIB.
13.   Perbedaan Negara Indonesia dengan Negara Turki http://tikadwitdk.blog.upi.edu/2015/10/11/perbedaan-negara-indonesia-dengan-negara-turki/, diakses pada 27 April 2016 Pukul 20.42
15.   Erdogan Harus Berhenti Mengancam Wartawan. https://arrahmahnews.com/2015/06/02/rsf-erdogan-harus-berhenti-mengancam-wartawan/ diakses pukul 01.23
16.   Rizatulamalia, Sistem Pemerintahan di Turki, https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-pemerintahan-di-turki/, diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 20.53 WIB.
17.   Erdogan Ingin Turki Berubah Gunakan Sistem Presidensial, http://www.suara.com/news/2016/01/02/025645/erdogan-ingin-turki-berubah-gunakan-sistem-presidensial, diakses pada tanggal 25 April 2016 Pukul 24.25 WIB.
18.   Pemerintah Turki Bantah Erdogan Ingin Tiru Hitler, https://beritagar.id/artikel/berita/pemerintah-turki-bantah-erdogan-ingin-tiru-hitler, diakses pada tanggal 25 April 2016 Pukul 24.30 WIB.             
19.   Masyarakat Turki, https://kajiantimurtengah.wordpress.com/2010/12/08/masyarakat-turki/, diakses pada 27 April 2016 Pukul 20.42 WIB




[1] Empat teori pers, Sibert Fred dkk, PT. Intermasa, Jakarta, 1986, hal. 10
[2] Harian Kompas edisi Senin 7 Maret 2016
[3] Empat teori pers, Sibert Fred dkk, PT. Intermasa, Jakarta, 1986, hal. 20
[4]  http://www.dw.com/id/duran-jurnalis-dipenjara-karena-lakukan-tugas/a-16789245 diakses pukul 13.14
[5] Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin, (Jakarta: Zaman, 2014) h. 838 – 843.
[6] Nina Karina S A dan Retno Sasongkowati, History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern, (Yogyakarta: Penerbit Indolestari, 2013) h. 245 – 246.
[7] Rio Permana, Turki, http://riopermanakrook.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 20.46 WIB.
[8] Deden Mauli Darajat, Catatan dari Istanbul, (Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam, 2016) h. 229.
[9] Ibid., h.230.
[10] Ibid., h. 79.
[11] Minggu, Puteranya Terkait Korupsi, 3 Menteri Mengundurkan Diri, http://www.voaindonesia.com/content/tiga-menteri-turki-mengundurkan-diri/1817363.html, diakses pada tanggal 24 April 2016 Pukul 23.14 WIB.
[12] Ibid.,
[13] Deden Mauli Darajat, Op.cit., h.79
[14] Jumat, Terkait Pencucian Uang, Kejaksaan Italia Periksa Bilal Anak Erdogan, http://www.salafynews.com/terkait-pencucian-uang-kejaksaan-italia-periksa-bilal-anak-erdogan.html, diakses pada tanggal 24 April 2016 Pukul 23.31 WIB.
[15] Ibid.,
[16] Selasa, Sistem Pemerintahan di Turki, https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-pemerintahan-di-turki/, diakses pada tanggal 26 April 2016 Pukul 20.51 WIB.
[17] Deden Mauli Darajat, Catatan dari Istanbul, (Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam, 2016) h. 109.
[18] Selasa, Sistem Pemerintahan di Turki, https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-pemerintahan-di-turki/, diakses pada tanggal 26 April 2016 Pukul 20.51 WIB.
[19] Deden Mauli Darajat, Catatan dari Istanbul, (Banten: Komplek Pendidikan Zamzam, 2016) h. 20.  
[21] Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012) h. 193-194.
[24] Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori dan Praktek, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005, hal. 19
[25]Rizatulamalia, Sistem Pemerintahan di Turki, https://rizatulamalia.wordpress.com/2014/04/29/sistem-pemerintahan-di-turki/, diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 20.53 WIB.
[26] Sabtu, Erdogan Ingin Turki Berubah Gunakan Sistem Presidensial, http://www.suara.com/news/2016/01/02/025645/erdogan-ingin-turki-berubah-gunakan-sistem-presidensial, diakses pada tanggal 25 April 2016 Pukul 24.25 WIB.
[27] Ibid.,
[28] Ibid.,
[29] Sabtu, Pemerintah Turki Bantah Erdogan Ingin Tiru Hitler, https://beritagar.id/artikel/berita/pemerintah-turki-bantah-erdogan-ingin-tiru-hitler, diakses pada tanggal 25 April 2016 Pukul 24.30 WIB.     
[30] Rabu, Masyarakat Turki, https://kajiantimurtengah.wordpress.com/2010/12/08/masyarakat-turki/, diakses pada 27 April 2016 Pukul 20.42 WIB


|

3 Comments


Mitra Penerjemah | Jasa penerjemah tersumpah di jakarta
Merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang jasa dan kami berdiri sejak tahun 2005
Kami melayani translation:
-CV
-Jurnal
-Abstrak
-Legalisasi dokumen
-Tugas Sekolah/Kuliah
-Esai/Karangan
-Dokumen penting (KK/KTP/Akta Kelahiran/Akta Tanah)
Kami juga menyediakan jasa: -SWORN TRANSLATOR resmi untuk kebutuhan pembuatan visa atau kedutaan.
File dapat dikirim melalui email:mitrapenerjemah@yahoo.com
Kontak Kami Alamat:
Jl. Olahraga 1 no.33B, Condet Raya-Jakarta Timur
Phone. 021-50448230 – 082123532858 (Whatsapp)
website kami: www.mitrapenerjemah.com


makasih banget yang min ini berguna banget

Posting Komentar

Copyright © 2009 ILADIENA ZULFA All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.