(: Welcome to Official Iladiena Zulfa Blog :)

0

PRASYARAT RETORIS (ORGANIS DAN BAHASA)

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 07.16 in ,


PRASYARAT ORGANIS

1.      Pernafasan dan Teknik Bernafas
Pada zaman dahulu, ketika orang masih banyak menjalankan kerja fisik yang berat, mereka umumnya juga melakukan lebih banyak gerakan fisik; dan karena lebih banyak berjalan kaki dan berlari, mereka bernafas lebih dalam dan dengan itu lebih baik. Dewasa ini, manusia makin tergesa-gesa, sehingga ia juga tidak lagi bernafas dalam. Orang sering tidak menarik nafas secara dalam. Di daerah industri, banyak orang yang mendapat kesulitan dalam bernafas, sehingga membutuhkan pertolongan dokter. Banyak orang zaman sekarang tinggal atau bekerja di dalam kantor dan kurang bergerak sehiingga tidak lagi menarik nafas secara mendalam. Orang tidak tahu lagi bagaimana harus menarik nafas secara tepat dan sehat. Yang menarik ialah bahwa semua orang pada waktu tidur , secara otomatis menarik nafas secara tepat. Hanya anak kecil yang masih menguasai teknik bernafas secara tepat dan sehat.
KNOWLES, pemimpin sekolah pernafasan di Ingggris mengatakan, “Kita pasti tidak menghendaki bahwa ada bensin kotor, gas yang kotor atau hal-hal yang serupa masuk ke dalam mobil, karena akan merusakkan motor itu. Namun udara kotor yang kita hirup yang merusakkan organ-organ tubuh kita, tidak kita hiraukan. Zat pembakar itu sangat penting bagi jutaan sel di dalam tubuh kita. Oleh karena itu, kalau kita bernafas tepat dan benar kita sudah berada di jalan hidup yang  lebih alami dan lebih sehat.
A.    Proses Pernafasan
Cara Bernafas:
1)      Pernafasan Dada
2)      Pernafasan Perut
3)      Pernafasan sisi dari rongga perut dan dada
4)      Pernafasan dalam (dan penuh): kombinasi dari pernafasan dada, perut, dan sisi rongga dada dan perut.
Dalam retorika dibutuhkan teknik pernafasan yang tepat, karena pernafasan yang tepat dan baik adalah prasyarat untuk berbicara. Ia adalah motor dari pembicaraan. Pernafasan yang dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar waktu berbicara. atas dasar itu, dapat dikatakan bahwa tanpa pernafasa yang tepat maka tidak dapat juga orang berbicara baik.
B.  Teknik Bernafas Pada Awal dan Selama Berpidato
Hembuskan nafas sedalam mungkin sebelum anda berbicara atau berpidato! Sebelum mulai berbicara, anda perlu menghembuskan nafas, supaya udara kotor dalam paru-paru dikeluarkan, dan paru-paru dikosongkan, sehingga ada cukup tempat untuk udara baru yang segar. Ini akan mengakibatkan kata-kata atau kalimat pertama yang diucapkan kedengaran jelas; juga mengucapkannya anda tidak tergesa-gesa.
Bila anda bernafas secara dalam, maka dalam satu menit anda akan bernafas sebanyak delapan kali. Pernafasan yang tidak dalam akan berjumlah 14-18 kali dalam satu menit. Untuk membawakan pidaato atau ceramah perlu sejumlah besar udara yang masuk ke dalam paru-paru. Oleh karena itu, teknik bernafas secara dalam harus dikuasai, sampai proses itu bisa berjalan secara otomatis.
C.     Latihan-Latihan (Untuk Mengurangi Ketegangan)
à        Duduklah tegak lurus.
à        Kedua pundak harus longgar dan bebas; kedua telapak tangan diletakkan di atas perut.
à        Mulut ditutup, lalu tariklah nafas perlahan-lahan melalui hidung. Tariklah nafas sedalamm mungkin , sampai seluruh rongga perut diisi udara. Perut aan menjadi besar dan terdorong ke depan.
à        Tariklah nafaas terus sampai seluruh rongga dada menjadi penuh dengan udara. (Bila ada kesulitan pada permulaan, berhenti  sejenak; lalu mulai lagi dari awal)
à        Bila seluruh rongga perut dan dada sudah penuh berhentilah menarik nafas. Tahanlah nafas beberapa saat, lalu hembuskan perlahan-lahan melalui hidung.
Benar atau tidaknya teknik bernafas ini dapat dikontrol. Taruhlah kedua telapak tangan pada perut. Jari tengah kiri kanan bersentuhan pada ujung masing-masing. Kalau teknik bernafas ini tepat, maka sesudah menarik nafas penuh, kedua jari tengah akan saling berjauhan beberapa centimeter. Latihan ini dapat diulangi beberapa kali. Pada permulaan dapat terjadi bahwa orang merasa sedikit pusing. Tetapi lama kelamaan orang akan merasa segar.



2.    Membina Suara
A.    Modulasi Suara
Modulasi berarti satu perubahan ritmis dari intonasi bahasa dalam hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar. Oleh modulasi, orang dapat berbicara cepat dan lambat, kuata dan halus, tinggi dan rendah – atau dengan kombinasi dan variasi sesuai dengan keinginan pembicara – dan di samping itu modulasi juga mengkarakterisasi siara menjadi ramah, gembira, sedih, hangat, sayu, ironis, dan lain-lain.
B.     Resonasi dan Suara
Supaya suara itu sehat dan kuat dalam berbicara, maka harus dibina lewat resonasi. Ada bagian-bagian tubuh manusia dapat memberi resonasi yang kuat. Bagian-bagian ini adalah:
-          Seluruh kerangka tulang tubuh manusia. Tulang itu memberi dan melanjutkan resonasi suara ke mana-mana, sehingga suara itu menjadi besar dan jelas. Bukan daging yang memberi resonasi, tetapi tulang.
-          Rongga kerongkongan.
-          Tengkorak kepala manusia; tulang dahi, kedua rahang, dan tulang hidung
-          Rongga dada; bagian tubuh yang memberi resonasi besar.
Bila seluruh aparat resonasi itu dikerahkan dan dikoordinasi maka getaran suara akan terasa di seluruh tubuh manusia. Suara akan menjadi jelas dan sehat.  

3.      Gerak-gerik dan Bahasa Tubuh
Gerak-gerik dan ekspresi tubuh dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia yang paling dalam dan paling tersembunyi. Berdasarkan penyelidikan di Amerika Serikat dibuktikan bahwa biji mata manusia akan menjadi besar kalau mata menanggapi sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan. Selain itu, ada juga pesan-pesan yang disadari lewat gerak-gerik tubuh dalam saling hubungan antar manusia.
Untuk mempertinggi efektivitas pidato, orang harus memperhatikan gerak-gerik tubuh dan ekspresi anggota tubuhnya. Sesudah memperhatikan hal-hal yang positif dan negatif dalam gerak-gerik tubuh sendiri, orang bisa berusaha melenyapkan atau memperbaikinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan gerak dan ekspresi tubuh:
-          Langkah yang pendek atau penjang, cepat atau lembat, pasti atau tidak pasti.
-          Sikap tubuh waktu duduk, berdiri atau berjalan (melangkah)
-          Gerak-gerik, rasa gugup, ketenangan dan sikap khusus pada diri sendiri waktu berpidato.
PRASYARAT BAHASA

1.      Bahasa dan Retorika
      Bahasa merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hubungan antar manusia. Untuk mencapai satu kepribadian yang memancarkan wibawa, dibutuhkan juga format penggunaan bahasa yang baik dan tepat. Kepastian dan ketepatan dalam menggunakan bahasa sangatlah menentukan kepastian penampilan dan efektivitas karya. 
A.    Pentingnya Bahasa
Orang dapat kehilangan wibawa dan pengaruh dalam waktu beberapa menit saja, karena ketidak terampilan dan ketidak tepatan, serta ketidak becusan dalam membawakan suatu pidato atau pembicaraan. Bahasa yang bersifat invormatif dapat dibawakan secara menarik dan memukau. Suatu masalah, ide atau pikiran baru akan berarti dan menjadi penting jika disampaikan dengan bahasa yang baik. Oleh karena itu berlakulah norma-norma berikut: (1) Bahasa adalah nafas dari jiwa manusia, (2) Bahasa adalah tanda pengenal materil dari kepribadian seseorang, dan (3) Bahasa juga akan menjadi kerdil, jika orang tidak memperdulikannya.
B.     Kesadaran Berbicara dan Efektivitasnya
Sekitar 95% manusia berbicara tanpa sadar. Berarti mereka tidak menyadari akibat dari bahasanya, kata-kata yang dipilihnya, susunan kalimatnya, rasa bahasa, nada monoton dari suaranya, tempo berbicara dan artikulasiya. Seseorang menjadi tidak sadar dengan bahsa yang digunakan ketika ia terlalu fokus dengan topik pembicaraannya. Oleh karena itu, seseorang akan terjatuh kedalam bahaya besar. Itulah sebabnya setiap pembicara harus memiliki kesadaran akan akibat dari bahasa yang digunakannya.

2.      Ritme dan Dinamika Bicara
A.    Dinamika Bicara
Suara adalah penopang dan alat bantu dalam membina dinamika bicara. Bahasa yang tidak memiliki dinamika akan memberikan kesan terhadap pembicaranya. Contohnya sebagai berikut, seperti kurang sumber-sumber pembicaraannya, kurang rasa kepastian, kurang percaya diri, dan memiliki rasa takut dan cemas
Ketiadaan dinamika dalam berbicara dan berbahasa akan membawa pengaruh negatif terhadap kewibawaan dan kepribadian pembicara. Pembicara yang lemah, kaku dan monoton akan menurunkan nilai kepribadiannya dimata pendengar. Dalam hal ini pembicara sendiri harus melatih diri dalam membina dinamika bicara sebagai berikut: (1) Memperkuat hembusan nafas, (2) Memperkuat resonansi dalam tubuh, (3) Mengatur tempo bicara
B.     Ritme Bicara
Makna kata atau kalimat ditentukan oleh tanda baca dan teknik pernafasan. Pembicara harus memperhatikan aturan ritme dalam metrum dan bait. Metrum adalah komponen-komponen yang menentukan untuk memberi dinamika suatu kata. Bentuk ritme bahasa itu menyebabkan bahasa yang diucapkan menjadi lebih hidp dan bervariasi dalam irama yang diciptakan. Ia akan menjadi dasar melodi yang akan  memperindah bahasa yang diucapkan.

3.      Pembendaharaan Kata
A.    Fungsi Perbendaharaan Kata
Menurut penyelidikan, orang yang paling terdidik dapat memahami 12 ribu pengertian. Orang yang terdidik memahami kira-kira 8 sampai 10 ribu pengertian. Orang yang berpendidikan sederhana hanya memahami 6 sampai 8 ribu pengertian dari seluruh perbendaharaan kata. Dari jumlah perbendaharaan kata-kata yang dipahami secara pasif ini, hanya kira-kira seperlima sampai seperempat yang dapat dipergunakan secara aktif.
Setiap kata memiliki isi. Isi kata ini menghantar manusia kepada pengertian. Jadi kata-kata adalah tanda bahasa dari pengertian-pengertian. Setiap orang harus menguasai pengertian-pengertian dan kata-kata. Dalam kehidupan praktis, banyak orang yang karena jabatan dan tugasnya harus mempengaruhi, mensugesti, dan meyakinkan orang lain, dan semuanya ini hanya mungkin kalau dia memiliki kata dan pengertian yang cukup. Pengertian dan kata-kata atau perbendaharaan kata yang luas menunjukan tingkat pendidikan dan volume rohani seseorang
Sebelum kita berbicara, alam bawah sadar kita bekerja. Pertama-tama insting kita terdorong. Sesudah itu muncul sumber daya, kemauan dan kehendak, fungsi perasaan dan emosi. Perasaan-perasaan ini mengaktifkan dan mendorong fantasi kita untuk bekerja.
Dengan bantuan konsentrasi kita mencari kata yang cocok dan tepat untuk fantasi kita. Sering terjadi kita tidak menemukan kata yang tepat, sehingga mengucapkan sesuatu yang lain daripada yang dipikirkan dan dirasakan, oleh karena itu terjadilah banyak salah pengertian.

B.     Memperluas Perbendaharaan Kata
Kata-kata itu ada bermacam-macam. Ada yang baik, sangat baik, mulia, halus, sopan, tepat dan indah. Tetapi di samping itu ada juga kata-kata yang kasar, primitif, menyinggung perasaan, menimbulkan kejengkelan atau kata-kata murahan. Orang bisa menyelidiki perbendaharaan kata-katanya dengan jalan merekam pembicaraannya dan sesudah itu mendengarkan kembali. Orang sendiri akan terkejut waktu mendengar kata-kata yang dipergunakannya. Tidak hanya itu, tetapi dialektika, suara dan susunan kalimat yang dipergunakannya akan mengejutkan dia. Itulah sebabnya setiap pembicara perlu memperluas perbendaharaan kata-katanya. Caranya adalah sebagai berikut:
·         Menyelidiki perbendaharaan kata-kata lewat bandrecorder
·         Memperhatikan perbendaharaan kata-kata yang dipergunakan orang lain
·         Membaca buku-buku yang baik dan bermutu
·         Mendengar pidato dari para ahli atau orang-orang terkenal
·         Mempelajari kata-kata baru lalu mempergunakannya
·         Melatih mempergunakan sinonim kata-kata
·         Melihat dan mendengarkan aktris-aktris kenamaan

4.      Susunan Kalimat
Kalimat itu dapat bermacam-macam: ada yang pendek, sederhana, setengah panjang, panjang, rumit dan sulit. Pada abad ke-18, ada mode untuk menyusun pidato dengan menggunakan kalimat-kalimat yang panjang. Tetapi dewasa ini, kalimat-kalimat panjang bukan lagi merupakan mode; sebab kalimat yang panjang menyulitkan pembicara untuk mengatur pernafasan. Setiap bagian kalimat dapat menjadi penghalang, yang harus ditangkap dan dimengerti dengan susah payah. Bagi para pendengar, kalimat panjang akan sulit ditangkap dan dimengerti.
Kalimat-kalimat yang panjang membawa efek negatif. Oleh karena itu, sebuah pidato sebaiknya mempergunakan kalimat-kalimat yang pendek.

5.      Ketentuan dan Patokan
·         Susunlah pidato anda dengan mempergunakan lebih banyak kalimat-kalimat pendek
·         Kurangi atau tiadakan anak kalimat
·         Jangan terlalu banyak menggunakan kata-kata penghubung seperti dan, lalu, kemudian, dan lain-lain
·         Jangan terlalu sering menggunakan koma
·         Turunkan suara pada akhir kalimat
·         Dalam satu kalimat jangan pergunakan lebih dari 10-15 pengertian

























|

Copyright © 2009 ILADIENA ZULFA All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.