(: Welcome to Official Iladiena Zulfa Blog :)

0

Abstrak: Proses Komunikasi Nonverbal:

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 08.29 in , , ,


Pengertian dan Ciri Komunikasi Nonverbal dalam Konteks KAAB
Oleh Iladiena Zulfa (1113051000117)

Sebagaimana juga bahasa verbal, bahasa nonverbal seperti sikap tubuh, gerak-gerik, ekspresi wajah, senyuman, kontak mata, suara, dan lain-lain yang dianut suatu kelompok budaya berbeda dari suatu budaya ke budaya lainnya. Baik disadari atau tidak, seringkali perilaku-perilaku nonverbal tersebut merupakan bagian dari etika komunikasi yang harus dipenuhi dalam proses komunikasi.
Dari pernyataan di atas, muncul pertanyaan terkait mengapa proses komunikasi selalu dikaitkan dengan bahasa nonverbal? dan mengapa bahasa nonverbal berpengaruh dalam kehidupan berbudaya?
Dalam proses komunikasi, pesan dengan bahasa verbal yang digunakan oleh komunikator dianggap belum cukup membuat komunikan mengerti maksud dari pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, seorang komunikan biasanya melihat bahasa nonverbal komuniktor untuk memperjelas maksud dari pesan yang disampaikan. Begitu pula dalam hal berbudaya, perbedaan adat istiadat atau kebudayaan antar daerah maupun negara juga memiliki latar belakang yang berbeda sehingga bahasa nonverbal yang ditunjukkan pun berbeda-beda maknaya.
Dale G. Leathers (1976:4-7), penulis Nonverbal Communication Systems, menyebutkan alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting. Pertama, faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada giliranya orang lain pun lebih banyak “membaca” pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal, seperti gerak kepala, tubuh, dan tangannya. Kedua, pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Ketiga, pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Diperlukan banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.
Dalam kajian ini, jelas terlihat bahwa pesan nonverbal yang berbeda akan menimbulkan hasil yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam konteks ini yaitu menggunakan perpaduan antara teori psikologi komunikasi dan komunikasi lintas budaya.  
Tubuh manusia mampu menampilkan kira-kira 1000 postur tubuh. Di AS, orang bersantai dengan duduk, di desa-desa Meksiko dengan berjongkok. Di AS, untuk menunjukkan hormat orang berdiri, sedangkan dalam budaya Polinesia, orang duduk. Orang AS bersandar di kursi dengan kaki di atas meja untuk menunjukkan rileks, namun orang Jerman dan orang Swiss menganggap perilaku itu kasar. Bagi orang muda AS, jongkok itu tak beradab, tak layak dan kampungan. Sementara itu, di AS, membungkuk ala Jepang menjengkelkan, karena secara konotatif bermakna formalitas, aristokrasi, dan penolakan nonverbal atas kesederajatan. Bagi orang Jepang, perilaku yang layak untuk menyapa orang lain adalah membungkuk, terutama orangtua dan orang yang punya kedudukan lebih tinggi, yang berstatus rendahmembungkuk lebih dulu, kalau statusnya sama membungkuk dengan kedalaman yang sama. Makin rendah status atau jabatan, maka makin rendah dan makin lama bungkukkan. Sering bungkukan hanya satu atau dua detik dengan sudut 15 derajat (Holroyd dan Coates. 1999:113-114; Ferraro, 2002: 77-78).
Berdasarkan pemaparan tentang proses komunikasi nonverbal di atas, dapat ditemukan titik penegasan yaitu komunikasi nonverbal berfungsi sebagai sumber informasi untuk membentuk persepsi kita tentang orang lain dari berbagai latar belakang yang berbeda.

|

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 ILADIENA ZULFA All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.