8
MAKALAH SOSIOLOGI - HUBUNGAN ANTARKELOMPOK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kelompok. Ya, kelompok adalah hal
yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia. Tentunya dalam bermasyarakat. Dapat dikatakan, bahwa kelompok adalah hal pokok yang harus ada
dalam kehidupan. Dalam beberapa kelompok, tentu pasti terjadi sebuah hubungan.
Hubungan tersebut bisa mengacu pada hal positif, maupun hal
negatif.
Dewasa ini, banyak masyarakat yang kurang menyadari dan kurang peka
terhadap adanya hubungan antar kelompok. Padahal, setiap hari kita mengalami dan
melakukan hal tersebut. Kembali pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Hal itulah yang menyebabkan
adanya hubungan diantara berbagai kelompok.
Kita, sebagai generasi muda, patut menyadari dan lebih mengetahui seluk
beluk terjadinya hubungan antar kelompok. Karena hubungan tersebut tidak bisa
terlepas dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, ini tugas kita bersama, untuk
lebih mengetahui apa itu hubungan antar kelompok dan bagaimana hal tersebut
bisa terjadi dan apa manfaatnya bagi kehidupan manusia.
B.
Rumusan
Masalah
·
Apa itu hubungan antar kelompok?
·
Bagaimana hubungan antar kelompok bisa
terjadi?
·
Mengapa hubungan antar kelompok bisa
terjadi?
·
Siapa pelaku dari hubungan antar kelompok
·
Dimana hubungan antar kelompok terjadi?
·
Kapan hubungan antar kelompok terjadi?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Menumbuhkan rasa toleransi antar kelompok
dalam masyarakat.
2.
Mengetahui nilai-nilai positif dalam
hubungan antar kelompok.
3.
Mengetahui
hal-hal keagamaan yang terdapat dalam hubungan antar kelompok
4.
Menumbuhkan
tenggang
rasa dalam diri pelaku hubungan antar kelompok.
5. Mempelajari hal-hal positif dari hubungan
antar kelompok dan menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
D.
Metode
Penelitian
Pada pembuatan makalah ini, metode yang kami gunakan dalam
mengumpulkan data adalah dengan mengakses melalui internet dan merangkum dari buku pengantar
sosiologi.
E.
Sistematika
Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN
Berisi mengenai identifikasi Hubungan Antar Kelompok
Pada bagian ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN
Berisi mengenai identifikasi Hubungan Antar Kelompok
BAB III. PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
REFERENSI
Berisi tentang sumber penulisan makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hubungan Antarkelompok
Hubungan Antarkelompok adalah hubungan antara dua kelompok atau
lebih yang memiliki ciri khusus. Pettigrew (1968: 277) mendefinisikan inter-group
relation sebagai “the social interactions between any two or more groups”.
Dalam pembahasan ini kita melihat tipologi kelompok menurut Robert
Bierstedt, yaitu pembagian dalam empat tipe kelompok yaitu statistical group, societal group,
social group, dan associational group .
Dalam pembahasan kita mengenai hubungan Antarkelompok, yang
dimaksudkan kelompok mencakup keempat
tipe kelompok yang
disebutkan oleh Bierstedt
tersebut. Dengan demikian kita menggunakan konsep kelompok dalam arti luas.
B.
Klasifikasi
Kelompok yang Terlibat dalam Hubungan Antarkelompok
Dalam
bahasan ini, kata kelompok dalam konsep hubungan Antarkelompok diklasifikasikan
oleh Kinloch (1979). Kata kelompok dalam konsep hubungan antarkelompok mencakup
semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria ciri sebagai berikut
:
·
Fisiologis : seperti, ras (pengelompokan
berdasarkan kriteria fisik)
·
Kebudayaan : seperti,
kelompok etnik (persamaan bahasa, adat kebiasan,
wilayah,
sejarah, sikap, dan seistem politik)
·
Ekonomi : seperti,
etnosentrisme, persaingan dan perbedaan kekuasaan
·
Perilaku : seperti,
seksisme, ageisme, dan rasialisme
Hubungan
antar kelompok tentunya tidak secara tiba-tiba terbentuk, melainkan melalui
akumulasi dan beberapa hubungan sosial yang sebelumnya sudah terbentuk. Seperti
sikap, perilaku, dan gerakan sosial yang muncul diantara dua kelompok yang
saling berhubungan. Dalam hal ini, akan dimengerti jika kita berada dalam suatu
kelompok.
-
Kelompok
Minoritas dan Mayoritas
Pembahasan mengenai hubungan
antarkelompok merupakan pembahasan mengenai stratifikasi sosial, bilamana kita
berbicara mengenai dua kelompok yang berada dalam strata berbeda atas dasar
adanya ketidaksamaan dalam berbagai bidang, kekuasaan, prestasi, privilese.
Suatu bentuk hubungan yang banyak
disoroti dalam kajian terhadap hubungan antar kelompok ialah hubungan
mayoritas-minoritas. Kinloch mendefinisikan mayoritas sebagai suatu kelompok
kekuasaan; kelompok tersebut menganggap dirinya normal, sedangkan kelompok lain
(yang oleh kinloch dinamakan kelompok minoritas) dianggap tidak normal serta
lebih rendah karena dinilai mempunyai ciri tertentu; atas dasar anggapan
tersebut kelompok lain tersebut mengalami exploitasi dan diskriminasi. Ciri
tertentu yang dimaksudkan disini ialah ciri fisik, ekonomi, budaya, dan
perilaku. Dalam definisi kinloch ini kelompok mayoritas di tandai oleh adanya
kelebihan kekuasaan, konsep mayoritas tidak dikaitkan dengan jumlah anggota
kelompok.
Menurut kinloch mayoritas dapat
saja terdiri atas sejumlah kecil orang yang berkuasa atas sejumlah besar orang
lain. Kalau kita berpegangan pada definisi ini, maka dimasa ini masih
berlakunya sistem Aparteid kelompok kulit putih direpublik africa selatan
merupakan kelompok mayoritas karena menguasai kaum kulit hitam meskipun jumlah
orang klit putih jauh lebih kecil dari pada jumlah orang kulit hitam. Dari segi
ini penting diperhatikan karena ada ilmuan sosial yang berpendapat bahwa konsep
mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota.
Kinloch
juga mengaitkan hubungan sosial antara
kelompok mayoritas dan kelompok Minoritas. Apabila kita ingin mengkaji hubungan
sosial antara kelompok maka kita harus melihat dari beberapa dimensi :
1.
Dimensi Sejarah, mengarah pada proses tumbuh
dan berkembangnya hubungan sosial antar kelompok. Dapat dilihat bagaimana
kontak pertama terjadi dan selanjutnya berkembang.
2.
Dimensi Sikap, mengkaji hubungan sosial antar
kelompok dari dimensi sikap maka harus dilihat dari sikap anggota kelompok
terhadap kelompok lainnya. Hal ini biasanya menyangkut masalah stereotip dan
prasangka.
3.
Dimensi Gerakan Sosial, melihat pada gerakan
sosial yang sering dilancarkan oleh suatu kelompok untuk membebaskan diri dari
dominasi kelompok lainnya. Gerakan sosial tentunya dipicu oleh rasa kekecewan
dan penderitaan lahir dan batin. Dengan demikian, gerakan sosial terlihat
sebagai usaha untuk mengubah hubungan sosial antar kelompok yang sudah
ada atau mempertahankan tatanan yang sudah ada. Tetapi, gerakan ini akan
mengarah juga pada gerakan sosial yang negatif yang suatu saat akan akan
berubah menjadi gerakan sosial yang bersifat agresif.
4.
Dimensi Perilaku, menyagkut perilaku anggota
suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain. Hal ini tentunya menyangkut
pada perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial.
5.
Dimensi Institusi, telah mendasari hubungan
antar kelompok yang meliputi institusi yang ada dalam masyarakat seperti
institusi sosial, politik, ekonomi, dll. Institusi ini dapat memperkuat
pengendalian sosial, sikap, dan hubungan antar kelompok, salah satunya dimensi
sikap yang sering kali diperkuat oleh institusi sosial yang ada dimasyarakat.
D.
Pola Hubungan Antar Kelompok
Banton, misalnya,
mengemukakan bahwa kontak antara dua kelompok ras dapat diikuti proses sebagai
berikut, yaitu :
1. Akulturasi
Terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa dengan pemerintah colonial Belanda.
Terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa dengan pemerintah colonial Belanda.
2. Dominasi
Terjadinya suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Dalam kaitannya dengan dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu :
Terjadinya suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Dalam kaitannya dengan dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu :
a. Genosida
Pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu. Contohnya: pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi Jarman
Pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu. Contohnya: pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi Jarman
b. Pengusiran
Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat Sungai Jordan.
Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat Sungai Jordan.
c. Perbudakan
Contoh: sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.
Contoh: sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.
d. Segregasi
Suatu pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik apartheid.
Suatu pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik apartheid.
e. Aslimilasi
Penggabungan antara suatu kelompok dengan
kelompok lain dan menimbulkan suatu kebudayaan baru, juga menghilangkan
kebudayaannya masing-masing.
3.
Paternalisme
Suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang
atas kelompok ras pribumi.
Banton membedakan tiga macam masyarakat sebagai berikut:
Banton membedakan tiga macam masyarakat sebagai berikut:
a.
Masyarakat metropolitan (di daerah asal
pendatang)
b.
Masyarakat klonial yang teridiri atas para
pendatang dan sebagian masyarakat pribumi.
c.
Masyarakat pribumi yang dijajah.
4. Integrasi.
Suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
Suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
5.
Pluralisme
Pola hubungan yang mengakui dan menerima adanya “KEMAJEMUKAN” atau “KEANEKARAGAMAN” dalam suatu kelompok masyarakat. Kemajemukan dimaksud misalnya dilihat dari segi agama, suku, ras, adat-istiadat, dll.
Pola hubungan yang mengakui dan menerima adanya “KEMAJEMUKAN” atau “KEANEKARAGAMAN” dalam suatu kelompok masyarakat. Kemajemukan dimaksud misalnya dilihat dari segi agama, suku, ras, adat-istiadat, dll.
Ahli lain, yakni Lieberson, mengklasifikasikan
pola hubungan antar kelompok menjadi dua pola, berikut:
a. Pola dominasi
kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination). Contohnya adalah
kedatangan bangsa Eropa ke Asia, Afrika, dan Amerikan
b. Pola dominasi
kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination).
Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Prancis atas kelompok pendatang
dari Aljazair, Cina, ataupun Turki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan
antar kelompok terjadi karena adanya ikatan dan keterkaitan saling memerlukan.
Karena, tidak ada suatu kelompok manusia yang bisa menjalani hidup dengan baik
tanpa adanya hubungan dengan kelompok lain.
Hubungan
tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan moril maupun
kebutuhan materil. Jadi, hubungan antar kelompok itu adalah hubungan yang
sangat penting dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
B. Saran
Manfaatkanlah hubungan antar kelompok untuk hal-hal positif.
Terapkanlah hal-hal positif dari hubungan antar kelompok ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Bersikap toleranlah kepada kelompok lain.
Hindarilah etnosentrisme, rasisme dan hal-hal yang mengacu pada
perpecahan diantara kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
§ Sunarto,Kamanto, Pengantar
Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,Jakarta,
2004.
§ https://wikipedia.org