(: Welcome to Official Iladiena Zulfa Blog :)

0

PRASYARAT RETORIS (ORGANIS DAN BAHASA)

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 07.16 in ,


PRASYARAT ORGANIS

1.      Pernafasan dan Teknik Bernafas
Pada zaman dahulu, ketika orang masih banyak menjalankan kerja fisik yang berat, mereka umumnya juga melakukan lebih banyak gerakan fisik; dan karena lebih banyak berjalan kaki dan berlari, mereka bernafas lebih dalam dan dengan itu lebih baik. Dewasa ini, manusia makin tergesa-gesa, sehingga ia juga tidak lagi bernafas dalam. Orang sering tidak menarik nafas secara dalam. Di daerah industri, banyak orang yang mendapat kesulitan dalam bernafas, sehingga membutuhkan pertolongan dokter. Banyak orang zaman sekarang tinggal atau bekerja di dalam kantor dan kurang bergerak sehiingga tidak lagi menarik nafas secara mendalam. Orang tidak tahu lagi bagaimana harus menarik nafas secara tepat dan sehat. Yang menarik ialah bahwa semua orang pada waktu tidur , secara otomatis menarik nafas secara tepat. Hanya anak kecil yang masih menguasai teknik bernafas secara tepat dan sehat.
KNOWLES, pemimpin sekolah pernafasan di Ingggris mengatakan, “Kita pasti tidak menghendaki bahwa ada bensin kotor, gas yang kotor atau hal-hal yang serupa masuk ke dalam mobil, karena akan merusakkan motor itu. Namun udara kotor yang kita hirup yang merusakkan organ-organ tubuh kita, tidak kita hiraukan. Zat pembakar itu sangat penting bagi jutaan sel di dalam tubuh kita. Oleh karena itu, kalau kita bernafas tepat dan benar kita sudah berada di jalan hidup yang  lebih alami dan lebih sehat.
A.    Proses Pernafasan
Cara Bernafas:
1)      Pernafasan Dada
2)      Pernafasan Perut
3)      Pernafasan sisi dari rongga perut dan dada
4)      Pernafasan dalam (dan penuh): kombinasi dari pernafasan dada, perut, dan sisi rongga dada dan perut.
Dalam retorika dibutuhkan teknik pernafasan yang tepat, karena pernafasan yang tepat dan baik adalah prasyarat untuk berbicara. Ia adalah motor dari pembicaraan. Pernafasan yang dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar waktu berbicara. atas dasar itu, dapat dikatakan bahwa tanpa pernafasa yang tepat maka tidak dapat juga orang berbicara baik.
B.  Teknik Bernafas Pada Awal dan Selama Berpidato
Hembuskan nafas sedalam mungkin sebelum anda berbicara atau berpidato! Sebelum mulai berbicara, anda perlu menghembuskan nafas, supaya udara kotor dalam paru-paru dikeluarkan, dan paru-paru dikosongkan, sehingga ada cukup tempat untuk udara baru yang segar. Ini akan mengakibatkan kata-kata atau kalimat pertama yang diucapkan kedengaran jelas; juga mengucapkannya anda tidak tergesa-gesa.
Bila anda bernafas secara dalam, maka dalam satu menit anda akan bernafas sebanyak delapan kali. Pernafasan yang tidak dalam akan berjumlah 14-18 kali dalam satu menit. Untuk membawakan pidaato atau ceramah perlu sejumlah besar udara yang masuk ke dalam paru-paru. Oleh karena itu, teknik bernafas secara dalam harus dikuasai, sampai proses itu bisa berjalan secara otomatis.
C.     Latihan-Latihan (Untuk Mengurangi Ketegangan)
à        Duduklah tegak lurus.
à        Kedua pundak harus longgar dan bebas; kedua telapak tangan diletakkan di atas perut.
à        Mulut ditutup, lalu tariklah nafas perlahan-lahan melalui hidung. Tariklah nafas sedalamm mungkin , sampai seluruh rongga perut diisi udara. Perut aan menjadi besar dan terdorong ke depan.
à        Tariklah nafaas terus sampai seluruh rongga dada menjadi penuh dengan udara. (Bila ada kesulitan pada permulaan, berhenti  sejenak; lalu mulai lagi dari awal)
à        Bila seluruh rongga perut dan dada sudah penuh berhentilah menarik nafas. Tahanlah nafas beberapa saat, lalu hembuskan perlahan-lahan melalui hidung.
Benar atau tidaknya teknik bernafas ini dapat dikontrol. Taruhlah kedua telapak tangan pada perut. Jari tengah kiri kanan bersentuhan pada ujung masing-masing. Kalau teknik bernafas ini tepat, maka sesudah menarik nafas penuh, kedua jari tengah akan saling berjauhan beberapa centimeter. Latihan ini dapat diulangi beberapa kali. Pada permulaan dapat terjadi bahwa orang merasa sedikit pusing. Tetapi lama kelamaan orang akan merasa segar.



2.    Membina Suara
A.    Modulasi Suara
Modulasi berarti satu perubahan ritmis dari intonasi bahasa dalam hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar. Oleh modulasi, orang dapat berbicara cepat dan lambat, kuata dan halus, tinggi dan rendah – atau dengan kombinasi dan variasi sesuai dengan keinginan pembicara – dan di samping itu modulasi juga mengkarakterisasi siara menjadi ramah, gembira, sedih, hangat, sayu, ironis, dan lain-lain.
B.     Resonasi dan Suara
Supaya suara itu sehat dan kuat dalam berbicara, maka harus dibina lewat resonasi. Ada bagian-bagian tubuh manusia dapat memberi resonasi yang kuat. Bagian-bagian ini adalah:
-          Seluruh kerangka tulang tubuh manusia. Tulang itu memberi dan melanjutkan resonasi suara ke mana-mana, sehingga suara itu menjadi besar dan jelas. Bukan daging yang memberi resonasi, tetapi tulang.
-          Rongga kerongkongan.
-          Tengkorak kepala manusia; tulang dahi, kedua rahang, dan tulang hidung
-          Rongga dada; bagian tubuh yang memberi resonasi besar.
Bila seluruh aparat resonasi itu dikerahkan dan dikoordinasi maka getaran suara akan terasa di seluruh tubuh manusia. Suara akan menjadi jelas dan sehat.  

3.      Gerak-gerik dan Bahasa Tubuh
Gerak-gerik dan ekspresi tubuh dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia yang paling dalam dan paling tersembunyi. Berdasarkan penyelidikan di Amerika Serikat dibuktikan bahwa biji mata manusia akan menjadi besar kalau mata menanggapi sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan. Selain itu, ada juga pesan-pesan yang disadari lewat gerak-gerik tubuh dalam saling hubungan antar manusia.
Untuk mempertinggi efektivitas pidato, orang harus memperhatikan gerak-gerik tubuh dan ekspresi anggota tubuhnya. Sesudah memperhatikan hal-hal yang positif dan negatif dalam gerak-gerik tubuh sendiri, orang bisa berusaha melenyapkan atau memperbaikinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan gerak dan ekspresi tubuh:
-          Langkah yang pendek atau penjang, cepat atau lembat, pasti atau tidak pasti.
-          Sikap tubuh waktu duduk, berdiri atau berjalan (melangkah)
-          Gerak-gerik, rasa gugup, ketenangan dan sikap khusus pada diri sendiri waktu berpidato.
PRASYARAT BAHASA

1.      Bahasa dan Retorika
      Bahasa merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hubungan antar manusia. Untuk mencapai satu kepribadian yang memancarkan wibawa, dibutuhkan juga format penggunaan bahasa yang baik dan tepat. Kepastian dan ketepatan dalam menggunakan bahasa sangatlah menentukan kepastian penampilan dan efektivitas karya. 
A.    Pentingnya Bahasa
Orang dapat kehilangan wibawa dan pengaruh dalam waktu beberapa menit saja, karena ketidak terampilan dan ketidak tepatan, serta ketidak becusan dalam membawakan suatu pidato atau pembicaraan. Bahasa yang bersifat invormatif dapat dibawakan secara menarik dan memukau. Suatu masalah, ide atau pikiran baru akan berarti dan menjadi penting jika disampaikan dengan bahasa yang baik. Oleh karena itu berlakulah norma-norma berikut: (1) Bahasa adalah nafas dari jiwa manusia, (2) Bahasa adalah tanda pengenal materil dari kepribadian seseorang, dan (3) Bahasa juga akan menjadi kerdil, jika orang tidak memperdulikannya.
B.     Kesadaran Berbicara dan Efektivitasnya
Sekitar 95% manusia berbicara tanpa sadar. Berarti mereka tidak menyadari akibat dari bahasanya, kata-kata yang dipilihnya, susunan kalimatnya, rasa bahasa, nada monoton dari suaranya, tempo berbicara dan artikulasiya. Seseorang menjadi tidak sadar dengan bahsa yang digunakan ketika ia terlalu fokus dengan topik pembicaraannya. Oleh karena itu, seseorang akan terjatuh kedalam bahaya besar. Itulah sebabnya setiap pembicara harus memiliki kesadaran akan akibat dari bahasa yang digunakannya.

2.      Ritme dan Dinamika Bicara
A.    Dinamika Bicara
Suara adalah penopang dan alat bantu dalam membina dinamika bicara. Bahasa yang tidak memiliki dinamika akan memberikan kesan terhadap pembicaranya. Contohnya sebagai berikut, seperti kurang sumber-sumber pembicaraannya, kurang rasa kepastian, kurang percaya diri, dan memiliki rasa takut dan cemas
Ketiadaan dinamika dalam berbicara dan berbahasa akan membawa pengaruh negatif terhadap kewibawaan dan kepribadian pembicara. Pembicara yang lemah, kaku dan monoton akan menurunkan nilai kepribadiannya dimata pendengar. Dalam hal ini pembicara sendiri harus melatih diri dalam membina dinamika bicara sebagai berikut: (1) Memperkuat hembusan nafas, (2) Memperkuat resonansi dalam tubuh, (3) Mengatur tempo bicara
B.     Ritme Bicara
Makna kata atau kalimat ditentukan oleh tanda baca dan teknik pernafasan. Pembicara harus memperhatikan aturan ritme dalam metrum dan bait. Metrum adalah komponen-komponen yang menentukan untuk memberi dinamika suatu kata. Bentuk ritme bahasa itu menyebabkan bahasa yang diucapkan menjadi lebih hidp dan bervariasi dalam irama yang diciptakan. Ia akan menjadi dasar melodi yang akan  memperindah bahasa yang diucapkan.

3.      Pembendaharaan Kata
A.    Fungsi Perbendaharaan Kata
Menurut penyelidikan, orang yang paling terdidik dapat memahami 12 ribu pengertian. Orang yang terdidik memahami kira-kira 8 sampai 10 ribu pengertian. Orang yang berpendidikan sederhana hanya memahami 6 sampai 8 ribu pengertian dari seluruh perbendaharaan kata. Dari jumlah perbendaharaan kata-kata yang dipahami secara pasif ini, hanya kira-kira seperlima sampai seperempat yang dapat dipergunakan secara aktif.
Setiap kata memiliki isi. Isi kata ini menghantar manusia kepada pengertian. Jadi kata-kata adalah tanda bahasa dari pengertian-pengertian. Setiap orang harus menguasai pengertian-pengertian dan kata-kata. Dalam kehidupan praktis, banyak orang yang karena jabatan dan tugasnya harus mempengaruhi, mensugesti, dan meyakinkan orang lain, dan semuanya ini hanya mungkin kalau dia memiliki kata dan pengertian yang cukup. Pengertian dan kata-kata atau perbendaharaan kata yang luas menunjukan tingkat pendidikan dan volume rohani seseorang
Sebelum kita berbicara, alam bawah sadar kita bekerja. Pertama-tama insting kita terdorong. Sesudah itu muncul sumber daya, kemauan dan kehendak, fungsi perasaan dan emosi. Perasaan-perasaan ini mengaktifkan dan mendorong fantasi kita untuk bekerja.
Dengan bantuan konsentrasi kita mencari kata yang cocok dan tepat untuk fantasi kita. Sering terjadi kita tidak menemukan kata yang tepat, sehingga mengucapkan sesuatu yang lain daripada yang dipikirkan dan dirasakan, oleh karena itu terjadilah banyak salah pengertian.

B.     Memperluas Perbendaharaan Kata
Kata-kata itu ada bermacam-macam. Ada yang baik, sangat baik, mulia, halus, sopan, tepat dan indah. Tetapi di samping itu ada juga kata-kata yang kasar, primitif, menyinggung perasaan, menimbulkan kejengkelan atau kata-kata murahan. Orang bisa menyelidiki perbendaharaan kata-katanya dengan jalan merekam pembicaraannya dan sesudah itu mendengarkan kembali. Orang sendiri akan terkejut waktu mendengar kata-kata yang dipergunakannya. Tidak hanya itu, tetapi dialektika, suara dan susunan kalimat yang dipergunakannya akan mengejutkan dia. Itulah sebabnya setiap pembicara perlu memperluas perbendaharaan kata-katanya. Caranya adalah sebagai berikut:
·         Menyelidiki perbendaharaan kata-kata lewat bandrecorder
·         Memperhatikan perbendaharaan kata-kata yang dipergunakan orang lain
·         Membaca buku-buku yang baik dan bermutu
·         Mendengar pidato dari para ahli atau orang-orang terkenal
·         Mempelajari kata-kata baru lalu mempergunakannya
·         Melatih mempergunakan sinonim kata-kata
·         Melihat dan mendengarkan aktris-aktris kenamaan

4.      Susunan Kalimat
Kalimat itu dapat bermacam-macam: ada yang pendek, sederhana, setengah panjang, panjang, rumit dan sulit. Pada abad ke-18, ada mode untuk menyusun pidato dengan menggunakan kalimat-kalimat yang panjang. Tetapi dewasa ini, kalimat-kalimat panjang bukan lagi merupakan mode; sebab kalimat yang panjang menyulitkan pembicara untuk mengatur pernafasan. Setiap bagian kalimat dapat menjadi penghalang, yang harus ditangkap dan dimengerti dengan susah payah. Bagi para pendengar, kalimat panjang akan sulit ditangkap dan dimengerti.
Kalimat-kalimat yang panjang membawa efek negatif. Oleh karena itu, sebuah pidato sebaiknya mempergunakan kalimat-kalimat yang pendek.

5.      Ketentuan dan Patokan
·         Susunlah pidato anda dengan mempergunakan lebih banyak kalimat-kalimat pendek
·         Kurangi atau tiadakan anak kalimat
·         Jangan terlalu banyak menggunakan kata-kata penghubung seperti dan, lalu, kemudian, dan lain-lain
·         Jangan terlalu sering menggunakan koma
·         Turunkan suara pada akhir kalimat
·         Dalam satu kalimat jangan pergunakan lebih dari 10-15 pengertian

























|
0

Mulai Sekarang, Pikirkan dan Jaga Alam ini!

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 09.11 in ,
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (Q.S Ar-Rum:41). Ayat tersebut telah menjelaskan kepada kita bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita merupakan ulah tangan manusia yang tidak mempedulikan kebersihan lingkungan.

Sampah yang berserakan di mana-mana, gunung sampah yang mudah dijumpai di pinggiran kota, sungai yang tersumbat, banjir yang melanda Ibu kota merupakan sebagian kecil dari contoh pencemaran lingkungan di Negara kita. Hal ini kerap menjadi sesuatu yang dianggap lazim oleh masyarakat. Kesadaran akan kebersihan lingkungan merupakan hal yang wajib kita miliki. Hanya sekedar sadar tidaklah cukup, hendaknya kita juga melakukan hal positif yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan kehidupan kita.

Pola hidup sehat, membuang sampah pada tempatnya adalah sedikit contoh dari penerapan kesadaran tersebut. Selain melakukan hal tersebut, mengolah dan memilah sampah sesuai jenisnya juga sangat bermanfaat bagi lingkungan. Seperti yang dijelaskan oleh Drs. H. Bambang Budi Susetyo,. M.M., ketua Yayasan Bunga Melati Indonesia, pada kamis, 13 November lalu, dalam Workshop bersama HMJ Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).

Setiap orang pasti tidak menginginkan masalah tumpukan sampah yang ada di sekitar kita membuat hidup kita di masa yang akan datang dikelilingi oleh timbunan sampah. Sebagai contoh, tumpukan sampah yang di Bantar Gebang saja sudah menggunung. Kita tahu bahwa di sana terdapat kambing, sapi, ayam yang hidup dan memakan sisa-sisa sampah. Bayangkan jika hewan-hewan itu kita konsumsi, berarti kita juga mengkonsumsi sampah.

Bahkan di Leuwigajah Cimahi, Jawa Barat, ada sebuah kampung yang tertimbun oleh sampah. Setiap orang yang membuang sampah sembarangan akan menjadi awal dari awal masalah sampah. Sampah yang berserakan di mana-mana akan tertiup angin, masuk ke dalam selokan, mengalir ke sungai, sungai pun semakin kotor. Padahal, sebagian orang di kampung masih ada yang mandi, dan mencuci di sungai. Mereka tidak memikirkan bahwa air sungainya sudah kotor karena bercampur dengan sampah. Dari sungai, sampah terus mengalir ke laut, laut menjadi kotor, biota-biota laut memakan makanan yang dibawa oleh sampah. Tidak jarang ikan-ikan itu memakan sisa-sisa dari sampah seperti kabel, serpihan besi, dan plastik. Bahkan burung juga ada yang makan sampah-sampah tersebut dan akhirnya mati. Ketika burung atau ikan-ikan itu dibelah perutnya, isinya adalah sampah. Kemudian, sampah ini terus dibawa oleh ombak dan berkumpullah di Samudera Pasifik, di mana bertemunya laut-laut dari berbagai belahan dunia. Sampah dari berbagai penjuru dunia berkumpul di sana, dari China, Jepang, Vietnam, Amerika, dan sebagainya.

Bayangkan jika alam sudah rusak seperti itu. Generasi-generasi yang akan datang tidak akan bisa menikmati keindahan alam yang diciptakan oleh Allah ini. Akankah kita hanya diam dan membiarkan alam ini rusak begitu saja? Inilah tugas kita bersama. Sebagai generasi muda, hendaknya kita menjadi pelopor untuk melestarikan alam, dan menjaga keindahannya agar bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak.

Publikasi mengenai manfaat mengolah dan memilah sampah sangatlah penting. Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Oleh karena itu, sampah yang kita anggap sebagai masalah juga bermanfaat dalam kehidupan kita. Seperti halnya mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan tangan yang bisa dijual dan memiliki nilai ekonomi. Kerajinan tangan tersebut bisa berupa dompet, tas, tempat pensil, vas bunga, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, sampah anorganik juga bisa kita olah menjadi pupuk kompos.

Ih, jijik!” adalah kata-kata yang harus kita musnahkan dari pikiran kita terutama anak muda. Pengalaman orang-orang yang menjadi sukses karena mengolah sampah, dapat kita jadikan pedoman untuk mulai bergerak menjaga alam ini.  Selain mendapatkan pahala karena menjaga alam ini, kita juga mendapat keuntungan besar dari mengolah sampah. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengusaha yang memulai usahanya hanya dari sebuah sampah.

Agama juga memerintahkan kita untuk menjaga lingkungan sekitar agar tidak tercemar. Kebersihan menjadi sebuah keindahan. Keindahan tentu membuat hati kita merasa tentram. Karena Sesungguhnya Allah SWT  Maha Indah dan menyukai keindahan. Jika seluruh masyarakat di Indonesia bisa menerapkan hidup bersih dan sehat dengan mengolah sampah, dalam waktu dekat tidak akan ada lagi warga yang mengeluh, berteriak agar pemerintah segera membereskan persoalan banjir. Karena banjir adalah masalah yang muncul akibat ulah manusia, dan harus kita hadapi bersama. 

Pelatihan cara pengolahan sampah sudah mudah kita temui di sekitar kita. Hal yang harus dikuatkan adalah semangat dan kemauan kita untuk mempelajari dan menerapkannya. Jika kita mempraktikkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari, Insya Allah orang-orang yang benar-benar tidak mempedulikan sampah akan tergerak hatinya untuk melakukan hal serupa. Tidak hanya itu, dengan banyaknya orang yang bergerak untuk mengolah sampah, dapat membantu pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran di Negara kita.

Indonesia merupakan Negara dengan masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Dalam Islam terdapat enam rukun iman. Salah satunya adalah iman yang ke-empat yaitu iman kepada kitab suci Al-Qur’an. Jika dalam kitab suci saja sudah terdapat berbagai ayat yang menganjurkan kita untuk menjaga lingkungan, mengapa kita dengan santai menyepelekan masalah lingkungan?

Penerapan pola hidup bersih dan sehat dengan pengolahan sampah harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak memandang dari segi umur dan strata sosial. Tidak peduli apakah Ia pejabat, artis, tokoh masyarakat, atau rakyat biasa. Berani memulai, berani bertindak, dan berani melawan pencemaran lingkungan harus kita mulai dari sekarang. Tidak besok, lusa, atau minggu depan. Karena Bimbo sudah bersyair, “Berbuat baik janganlah ditunda-tunda”.    



Iladiena Zulfa




|
0

Perspektif Sistem Komunikasi: Makna Sistem Umum

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 09.09 in ,


Abstrak
Iladiena Zulfa (Jurnalistik 4B)
FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fenomena sistem umum terdapat di mana saja dan diterapkan dengan banyak ragam sehingga istilah sistem memiliki banyak makna (multimakna). Sifat multimakna itu melahirkan juga banyak pengertian atau definisi terhadap sistem sehingga sistem dapat disebut bersifat multidimensi. Istilah sistem diserap dari kata system dalam Bahasa Inggris yang artinya cara atau metode. Dalam berbagai kamus, selain berarti cara atau metode, sistem dapat juga bermakna pola, rencana, skema, prosedur, susunan yang teratur, ideologi, wawasan, perspektif, teori atau asas. Selain itu sistem juga diartikan sebagai seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Sejumlah ilmuwan kemudian mengembangkan teori tentang sistem yang dikenal juga dengan sebutan teori sistem umum (general system teori).
Berdasarkan pernyataan di atas, maka muncul pertanyaan yaitu, bagaimana para ilmuwan mengkaji makna sistem umum yang bisa memiliki banyak makna? Selain itu bagaimana para ilmuwan mengaitkan pernyataan makna sistem umum ke dalam bidang komunikasi?
Kajian sistem ini mengaitkan sistem komunikasi dengan sistem sosial. Adanya tingkat abstraksi yang tinggi dari sistem umum telah melahirkan berbagai perspektif dan keanekaragaman dalam penerapannya, termasuk dalam bidang komunikasi.
Teori sistem umum itu bersifat multidisipliner dari asumsi konsep, dan prinsip-prinsip yang dapat menjadi kerangka umum bagi kajian berbagai jenis fenomena alam, fisika, dan biologi serta sosial, politik, ekonomi dan komunikasi. Selain istilah teori sistem, Bertalanffy (1968) juga menggunakan istilah perspektif sistem.
Karena makna sistem umum dapat menghasilkan makna yang berbeda-beda, penulis menyimpulkan bahwa metode yang digunakan para ilmuwan dalam mengkaji makna system umum adalah melalui tafsir perspektif sistem, yang merupakan seperangkat prinsip yang terorganisasikan secara longgar dan bersifat amat abstrak. Dalam teori sistem dijelaskan bahwa prinsip sebuah sistem ialah suatu totalitas atau keseluruhan dari sesuatu.
Sebuah sistem tentu memiliki unsur-unsur yang berbeda dengan fungsi yang berbeda. Meskipun memiliki fungsi yang berbeda, satu bagian dengan bagian lainnya tidak dapat dipisahkan, karena bagian-bagian itu saling berkaitan dan saling melengkapi. Mekanisme kerja itulah yang dapat disebut sistem. Pada hakikatnya sistem komunikasi adalah sistem sosial karena komunikasi tidak hanya teradi dalam sistem sosial, tetapi juga menentukan sifat dan eksistensi sistem sosial itu. Titik temu antara sistem komunikasi dengan sistem sosial terletak pada fungsi komunikasi sebagai perekat hidup bersama.  
Berdasarkan pemaparan sistem di atas dapat ditemukan titik penegasan yaitu “prinsip keseluruhan”. Para ilmuwan mengartikan sistem itu sebagai seperangkat objek yang ddisertai hubungan-hubungan antara objek-objek tersebut dan antara sifat-sifatnya. Istilah keseluruhan, berarti bahwa sistem itu tidak sama dengan penjumlahan objek atau semua komponen, yang secara bersama membentuk sistem yang bersangkutan. Seperti halnya keterkaitan sistem komunikasi yang tidak dapat dipisahkan dari kajian sistem sosial (saling berhubungan).

|
0

Ide Bisnis Seperti Apa?

Posted by zulfailadiena.blogspot.com on 08.52 in
Menjalani bisnis memerlukan kekuatan yang besar. Mulai dari kekuatan fisik, dan kekuatan otak untuk mencari ide-ide baru. Sesuatu yang bisa memunculkan ide-ide baru tersebut membuat sel-sel otak terus bekerja. Hal itu membuat otak kita dapat berfungsi dengan baik, dan bahkan bisa melawan kepikunan.

Perlu pelajaran lebih banyak, perlu kritik dan masukan yang membangun untuk menjalankan bisnis ini. Membuat jaringan sel-sel otak tidak tersesat dan tidak diam saja, merupakan hal yang harus diperjuangkan dengan keras saat ini.
Belaar, belajar, mulai, dan mulai!

|

Copyright © 2009 ILADIENA ZULFA All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.