BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehidupan bernegara tidak terlepas dari sistem yang berlaku di setiap
negara tersebut. Begitu pula sistem pemerintah yang berpengaruh terhadap sistem
pers, ekonomi, politik, dan sosial budayanya. Negara Turki yang berideologi
sekuler pun memmengaruhi sistem pemerintahan dan kehidupan berbudayanya.
Walaupun berideologi sekuler, masyarakat Turki tetap menanamkan nilai-nilai
islami dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah ini akan membahas mengenai kehidupan di Turki, baik dari sistem
pers, ekonomi, politik, sosial dan budayanya. Berbagai sistem yang diberlakukan
di negara tersebut dapat menjadi acuan bagi masyarakat Indonesia untuk
mengambil sisi positif yang bisa diterapkan di negara kepulauan kita ini.
Oleh karena itu, dari makalah ini, kami berharap bisa membandingkan
berbagai sistem yang berlaku di negara Turki, dengan sistem yang berlaku di
Indonesia. Seperti halnya dari sisi keagamaan yang mempengaruhi kebijakan
pemerintahnya.
B.
Rumusan
Masalah
-
Bagaimana
sistem pers yang berlaku di Turki?
-
Bagaimana
keadaan ekonomi yang berlaku di Turki?
-
Bagaimana
keadaan politik yang berlaku di Turki?
-
Bagaimana
keadaan sosial budaya di Turki?
-
Bagaimana
kehidupan beragama masyarakat Turki?
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membandingkan sistem pers dan kondisi
kebudayaan Turki dengan Indonesia. Selain itu, untuk mengambil pelajaran atau
sisi positif kehidupan masyarakat Turki agar dapat diterapkan di oleh
masyarakat Indonesia.
D.
Metode
Penulisan
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, sumber data yang digunakan
penulis yaitu berasal dari buku-buku tentang negara Turki, hasil waawancara
dengan warga Turki, dan mengakses melalui internet.
E.
Sistematika
Penulisan
BAB
I: PENDAHULUAN
Berisi
tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan tentang negara Turki.
BAB
II: PEMBAHASAN
Berisi
pembahasan mengenai sistem pers, ekonomi, politik, dan sosial budaya masyarakat
Turki.
BAB
III: TEORI DAN ANALISA
Berisi
tentang teori dan analisa yang memaparkan berbagai kebijakan dan contoh
kasusnya di Turki.
BAB
IV: PENUTUP
Berisi
tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari pembahasan, teori dan analisa
tentang kehidupan di Turki.
DAFTAR
PUSTAKA
Berisi
tentang sumber yang digunakan penulis untuk menyusun makalah
LAMPIRAN
Berisi
tentang bukti wawancara berupa foto dengan warga Turki dan transkrip hasil
wawancara tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PERS
Dinamika sistem pers di
negara Turki beberapa bulan terakhir telah dan sedang menjadi sorotan
negara-negara Eropa, bahkan negara-negara di dunia. Hal ini sehubung dengan
dekadensi sistem pers negara tersebut yang terinfeksi menuju wajah
otoritarianisme. Sikap otoriter terhadap pers dan pengekangan kebebasan
berpikir serta berpendapat tentu adalah arus balik bagi sebuah negara demokrasi
yang berpaham sekuler.
Otoritarianisme
memandang, pers merupakan sebuah lembaga yang mana fungsi dan
kegiatan-kegiatannya diawasi oleh masyarakat yang terorganisir, yakni
pemerintah.
Dengan demikian, manajemen media massa diatur sepenuhnya oleh pemerintah.
Perilaku inilah yang coba diterapkan oleh Pemerintahan Turki di bawah
kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan.
Memasuki Minggu pertama
Maret 2016, Pemerintah Turki mengambil alih surat kabar harian Today’s Zaman yang terlalu sering
mengkritik Presiden Erdogan. Dilaporkan BBC, pengambil-alihan media tersebut
dihadang oleh sejumlah massa yang berkumpul di halaman, sehingga bentrok aparat
dengan demonstran tidak terhindari. Hal ini disikapi oleh banyak pihak sebagai
puncak titik kritis situasi kebebasan pers di Turki.
Sementara itu, Harian Kompas melalui tajuk rencana
memuat sikap berlebihan Erdogan terhadap pers sebagai berikut:
Pengambil-alihan
kantor pusat surat kabar terbesar di Turki, Zaman, oleh polisi menandai awal
kegelapan kebebasan pers di negeri itu. Menurut berita hari Sabtu lalu, polisi
dengan kekerasan menyerbu kantor koran itu—dengan menembakkan gas air mata dan
tembakan meriam air—dan mendudukinya. Polisi menguasai surat kabar terbesar di
Turki itu—tiras koran tersebut 650.000 eksemplar—dan terbitan bahasa
Inggrisnya, Today's Zaman, dan kantor berita Cihan. Tindakan itu dilakukan
polisi setelah pengadilan mengabulkan permohonan pihak kejaksaan untuk
mengambil alih koran itu secara administratif. Koran itu dianggap berhubungan
dengan musuh utama Recep Tayyip Erdogan, yakni ulama Fethullah Gulem, yang
sekarang di AS. Penyerangan dan pengambilalihan terhadap manajemen Feza Media
Group yang menerbitkan Zaman,Today's Zaman, dan Cihan, merupakan pukulan
terakhir terhadap kebebasan pers di Turki. Pengambilalihan manajemen media
seperti itu merupakan salah satu cara pemerintah untuk membungkam media. Selain
media cetak yang sudah "dibungkam", media elektronik juga sudah ada
yang bernasib sama, yakni Bengütürk TV dan IMC TV. Sebelumnya, saluran televisi
milik Samanyolu Broadcasting Group dan Ipek Media Group juga
"dibungkam". Padahal, konstitusi Turki menjamin kebebasan
berpendapat, mengemukakan pemikiran, dan kemerdekaan pers. Akan tetapi, yang
terjadi tidaklah demikian. Menurut Reporter without Borders, Indeks Kebebasan
Turki pada tahun 2015 menempati peringkat ke-149 dari 180 negara yang disurvei.
Angka itu menjelaskan betapa kebebasan pers menghadapi persoalan besar di
negara yang selalu disebut-sebut sebagai negara demokrasi. Media adalah pilar
keempat demokrasi. Karena itu, wajar kalau berbagai kalangan menyebut bahwa
tindakan otoritas Turki pada hari Jumat lalu menandai masa kegelapan dan
kesuraman dalam kebebasan pers. Padahal, media massa yang bebas memberikan
dasar bagi pembatasan kekuasaan negara. Dengan demikian, ada kendali atas
negara oleh rakyat sehingga menjamin hadirnya lembaga-lembaga politik yang
demokratis sebagai sarana yang paling efektif untuk menjalankan pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat itu. Apabila negara mengendalikan
media massa, maka terhambat pula cara untuk memberitakan penyalahgunaan
wewenang dan korupsi oleh pejabat negara. Itulah yang terjadi di Turki sekarang
ini. Kekuasaan telah membungkam kebebasan pers, yang sebenarnya pembungkaman
seperti tidak ada artinya karena sekarang ini begitu banyak saluran informasi
yang membanjiri masyarakat dengan beragam informasi, termasuk informasi tentang
keotoriteran penguasa.
Sistem
Pengawasan Otoritarian Turki; Dari Pengepungan Kantor Berita, Penahanan Ratusan
Wartawan hingga Pemulangan Jurnalis Asing
Filsafat
utama otoritarianisme diperlihatkan dalam berbagai bentuk pengorganisasian
pemerintah. Unit komunikasi harus mendukung dan mengembangkan kebijakan
pemerintah yang berkuasa, sehingga pemerintah ini dapat mencapai tujuannya.
Dalam masa awal berkembangnya media massa, aspek negatif hal ini dilaksanakan
melalui pengawasan-pengawasan yang berusaha menghilangkan usaha-usaha
intervensi terhadap tujuan bangsa. Di bawah kebijakan ini negara secara aktif
berpartisipasi dalam proses komunikasi dan menggunakan media massa sebagai alat
penting untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Salah satu prinsip dasar jurnalisme adalah memberikan
ruang bagi pendapat yang berbeda dengan pemerintah. Jurnalis sebagai individu
tidak boleh beroposisi. Bila memuji pemerintah, maka ia dianggap jurnalis yang
baik. Tapi kalau mengritik pemerintah, si jurnalis akan mendapat masalah.
Tidak heran pemecatan
atau pengunduran diri para wartawan surat kabar di Turki terus menghiasi
pemberitaan sejumlah media. Sindikat wartawan surat kabar Turki dalam sebuah
statment mengumumkan, dalam aksi-aksi unjuk rasa rakyat terbaru di negara itu,
22 wartawan dipecat dan lebih dari 30 wartawan lainnya terpaksa mengundurkan
diri. Organisasi yang menghimpun wartawan surat kabar Turki itu menjelaskan,
alasan pemecatan para wartawan surat kabar di negara itu adalah perlawanan
mereka terhadap sensor pemberitaan yang dilakukan pemerintah.
Pada saat yang sama, Partai Rakyat Republik sebagai
partai oposisi terbesar di Turki, begitu juga Lembaga Keamanan dan Kerjasama
Eropa mengabarkan, lebih dari 60 wartawan dijebloskan ke penjara dan lebih dari
100 wartawan surat kabar lainnya diseret ke pengadilan. Kedua lembaga itu
menyebut Turki sebagai penjara terbesar bagi para wartawan surat kabar. Tingkat
perhatian publik internasional terhadap masalah Hak Asasi Manusia di Turki
cukup tinggi. Terbukti, baru-baru ini sejumlah seniman dan intelektual Eropa
dalam suratnya untuk pemerintah Ankara, selain mengutuk tindak kekerasan
terhadap para demonstran oleh aparat keamanan negara itu, juga memprotes
penangkapan para wartawan Turki.
Surat kabar Inggris, The Independent juga melaporkan,
jumlah wartawan surat kabar di Turki yang dijebloskan ke penjara terbesar
dibandingkan dengan negara-negara dunia lainnya. The Independent menulis,
Baru-baru ini para wartawan Turki membentuk sebuah perhimpunan bernama Suara
Kami dalam Bahaya.
SISTEM POLITIK
A. Penaklukan
Konstantinopel
Jauh
sebelum masa Dinasti Utsmani, beberapa kali kaum muslim mencoba menaklukan
Konstantinopel. Mereka didorong sabda Nabi riwayat Abu Qubayl, “Ketika kami
sedang bersama Abdullah ibn Amr ibn al-‘Ash, ia ditanya, “Kota manakah yang
terlebih dahulu akan ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?” Abdullah meminta
sebuah kotak berhias miliknya, lalu bercerita, “Ketika kami tengah duduk
menulis di sekeliling Rasulullah, tiba – tiba beliau ditanya, ‘Kota manakah
yang terlebih dahulu akan ditaklukan, Konstantinopel atau Roma?” beliau
menjawab, “Kota Heraklius (maksudnya kota Konstantinopel) terlebih dahulu.”
Usaha
pertama penaklukan Konstantinopel dilancarkan pada masa kekhalifahan Utsman bin
Affan, di pengujung 32 H/ 653 M, di bawah pasukan pimpinan Mu’awiyah ibn Abi
Sufyan, penguasa Syam kala itu yang menerobos Asia Kecil hingga pimpinan Busr
ibn Abi Artha’ah yang ingin membantu pasukan artileri islam, yang bergerak dari
Tripoli Barat Menuju Konstantinopel. Tapi, usaha ini gagal.
Pada
44 H/ 664 M, usaha kedua dilancarkan pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan. Usaha
ini juga gagal.
Tahun
48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba lagi. Ia mengirim pasukan besar pimpinan Sufyan
ibn ‘Awf yang ditemani Yazid ibn Mu’awiyah dan sejumlah sahabat terkemuka dari
Muhajirin dan Anshar, seperti Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Abdullah
ibn al – Zubayr, dan Abu Ayyub al – Anshari. Sementara itu, armada laut islam
yang berada di bawah pimpinan Busr ibn Artha’ah bergerak menerobos selat
Dardanelle tanpa perlawanan. Pengepungan kota dari barat dan laut terus
berlanjut sampai tujuh tahun tapi tanpa hasil. Pasukan muslim pun menarik diri
ke markas pada 58 H/ 678 M.
Pada
96 H/ 715 M, Sulaiman ibn Abdul Malik duduk sebagai khalifah. Ia mencoba
menaklukan Konstantinopel. Ia memerintahkan saudaranya, Maslamah ibn Abdul
Malik untuk tidak meninggalkan Konstantinopel sampai berhasil menaklukannya.
Pada permulaan 98 H/ 716 M, Masmalah bergerak menerobos dataran tinggi Anatolia
sejumlah kota dan benteng milik Romawi, lalu mulai mengepung kota
Konstantinopel. Untuk kali kedua, pada 2 Muharram 99 H/ 15 Agustus 717 M,
Maslamah mengepung kota Konstantinopel lagi. Tapi beberapa minggu kemudian, 10
Safar 99 H, dating kabar perihal kematian Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malaik. Selain
itu, musim dingin tiba dan cuaca sangat ekstrem. Ini semua membuat Maslamah
menarik diri dan kembali ke Syam.
Setelah
itu, tak ada usaha serius lagi dari khalifah untuk menaklukkan Konstantinopel,
meskipun pasukannya sudah berhasil mendekati kota lebih dari sekali.
Perang
paling masyhur terjadi di masa kekhalifahan al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah. Pada musim
panas 165 H/ 783 M, anak al – Mahdi, Harun al – Rasyid bergerak memerangi
Dinasti Byzantium. Al – Rasyid menerobos dataran tinggi Anatolia hingga mencapai
tepian Selat Bosphorus, lalu membuat markas di atas Bukit Chrysopolis (Scutari)
yang menghadap langsung Konstantinopel. Waktu itu, Byzantium dipimpin
Konstantin VI yang masih belia sehingga roda pemerintahan dipegang ibundanya,
Eyrene. Pasukan al – Rasyid dapat menekuk lutut musuh dan memaksa Eyrene
menandatangani perjanjian damai dengan membayar upeti tahunan kepada Dinasti
Abbasyiah.
Dinasti
Utsmani berupaya kembali menaklukan Konstantinopel dilancarkan pada 798 H/ 1395
M. Hanya saja, serangan Timur Leng di daerah – daerah perbatasan Dinasti
Utsmani memaksa Sultan Bayazid menghentikan pengepungan.
Penaklukan
Konstantinopel menjadi kerinduan dan impian kaum Utsmani sejak berdirinya
dinasti mereka. Sultan Utsman, pendiri Dinasti telah mewasiatkan penaklukan
kota ini kepada sultan – sultan sepeninggalannya. Tapi tidak ada satu sultan
pun sesudah Utsman yang sanggup mewujudkannya hingga datang masa Sultan
Muhammad II (al – Fatih).
Sultan Muhammad al – Fatih memulai persiapan
penaklukan. Ia membangun benteng di daratan Eropa dekat Selat Bosphorus yang
menghadap sebuah benteng di daratan Asia yang dibangun Sultan Bayazid I. Dengan
demikian, ia dapat mengawasi Selat Bosphorus dan mencegah bantuan Kristen
datang ke Konstantinopel.
Kaisar
merasa bahwa Sultan berencana menduduki negerinya. Kaisar pun menawarkan diri
membayar upeti asalkan negerinya tidak diduduki tapi ditolak Sultan. Ketika
Sultan menolak tawaran Kaisar Byzantium yang bersedia membayar upeti asalkan
Konstantinopel tidak diserang, sang Kaisar segera meminta bantuan Kristen –
Eropa. Genoa (salah satu kerajaan Kristen Eropa kala itu) menanggapi permintaan
sang kaisar dengan mengirim 30 kapal perang. Tapi ke-30 kapal ini datang ketika
Konstantinopel sudah dikepung dari segala arah oleh pasukan Genoa pun tak
terhindarkan. Pasukan Utsmani gagal mengejar pasukan Genoa yang berhasil masuk
ke Golden Horn karena rantai – rantai besi Golden Horn dipasang kembali.
Jumlah
angkatan darat Utsmani yang mengepung Konstantinopel sekitar 250.000 orang,
sementara angkatan lautnya sekitar 180 kapal perang.
Pasukan
Utsmani ingin menerobos Golden Horn yang benteng-bentengnya terbilang paling lemah.
Mereka memakai satu cara aneh yang tidak pernah dipikirkan seorang pun
sebelumnya. Mereka memasang papan – papan kayu berukuran besar yang memanjang
dari selat Bosphorus sampai Golden Horn, lalu melumurinya dengan minyak dan
lemak. Setelah itu, mereka menggelincirkan kapal – kapal perang islam di atas
papan – papan tersebut. Setelah sampai di Golden Horn dari segala arah pasukan
Utsmani mulai memberondong pagar – pagar Konstantinopel dengan meriam. Tak ada
yang bisa menahan gempuran Utsmani pada fajar 15 Jumadil Awal 857 H, Kota
Konstantinopel dapat diterobos pasukan muslim dan penguasanya terbunuh di
pertempuran. Seluruh penjuru kota dapat ditaklukan.
Setelah
itu, Sultan Muhammad al-
Fatih memerintahkan pengumandangan azan di gereja Hagia Sophia (Aya Sofia) yang
menandai perubahan fungsi gereja. Gereja Aya Sofia merupakan jantung Kristen –
Ortodoks dunia yang menandingi Vatikan sebagai jantung Kristen – Katolik.
Sultan juga memerintahkan perubahan nama Konstantinopel menjadi Islam Bul
(Istanbul) yang berarti “Kota Islam”. Istanbul lalu dijadikan sebagai ibu kota
pemerintahan Utsmani sampai masa penghapusan Khilafah.
B.
Pemerintahan
Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa
Kemal Ataturk yang lahir di Selanik (sekarang Thessaloniki, Yunani) pada 12
Maret 1881 adalah seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin
revolusi negara itu. Ia juga pendiri dan presiden pertama Republik Turki.
Setelah
kekalahan kekaisaran Ottoman di tangan tentara sekutu, Mustafa memimpin gerakan
nasional Turki dalam perang kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses
menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya republik Turki pada 29 Oktober
1923. Kemudian majelis Agung Turki memberikan kepada Mustafa Kemal nama
“Ataturk”.
Penghapusan
kekhalifahan merupakan agenda pertama yang dilaksanakan oleh Mustafa. Pada
tanggal 1 November 1922 Dewan Agung Nasional pimpinan Mustafa Kemal
menghapuskan kekhalifahan. Selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 1923 memindahkan
pusat pemerintahan dari Istanbul ke Ankara. Akhirnya Dewan Nasional Agung pada
tanggal 29 Oktober 1923 memproklamasikan terbentuknya negara Republik Turki dan
mengangkat Mustafa Kemal sebagai Presiden Republik Turki.
Reformasi
yang paling penting dari rezim Kemalis adalah reformasi bahasa. Tulisan Arab
diganti dengan tulisan Latin, berdasarkan undang-undang yang diputuskan oleh
Dewan Nasional Agung pada 3 November 1928. Tujuan reformasi bahasa adalah
membebaskan bahasa Turki dari ‘belenggu’ bahasa asing. Penekanannya adalah
pemurnian bahasa Turki dari bahasa Arab dan Persi. Mustafa Kemal mengadakan
kunjungan di banyak tempat untuk mengajar secara langsung tulisan baru pada
rakyat Turki.
Ciri - ciri
struktural bahasa Turki memperlihatkan perbedaannya yang jelas dengan bahasa
Arab. Komite ahli hukum mengambil Undang-Undang sipil Swiss untuk memenuhi
keperluan hukum di Turki menggantikan Undang-Undang Syariah, berdasarkan
keputusan Dewan Nasional agung tanggal 17 Februari 1926. Undang-Undang Sipil
yang mulai diberlakukan pada tanggal 4 Oktober 1926 ini antara lain tentang:
menerapkan monogami, melarang poligami dan memberikan persamaan hak antara pria
dan wanita dalam memutuskan perkawinan dan perceraian. Sebagai konsekuensi dari
persamaan hak dan kewajiban ini hukum waris berdasarkan Islam dihapuskan.
Selain itu undang-undang sipil juga memberi kebebasan bagi perkawinan antar
agama.
Mustafa
Kemal meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938, setelah tiga kali menjabat
sebagai presiden Republik Turki, yaitu pada tahun 1927, 1931 dan 1935. Mustafa
Kemal diakui berhasil menciptakan sistem pemerintahan parlementer dan
meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan demokratisasi di Turki. Partai Republik
Rakyat adalah partai politik yang dibentuk Mustafa Kemal untuk menjalankan roda
Pemerintahan. Meskipun demikian, sejarah Turki menunjukkan pemerintahan Kemal
dengan sistem pemerintahan satu partai tidak memberi ruang bagi kemunculan
partai oposisi.
C.
Profil
Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan adalah seorang
politikus Turki.
Laki – laki yang akrab disapa Erdogan ini dilahirkan pada tanggal 26 Februari 1954 di
Istanbul. Erdogan mendirikan partai AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) atau yang
dikenal sebagai Partai Keadilan Pembangunan pada tahun 2001 yang berhaluan
islam. Partainya kemudian melesat menjadi salah satu partai terbesar di negara
bekas kekhalifahan Ottoman tersebut.
Terbukti ketika partainya yaitu AKP
menang dalam pemilihan umum di Turki sehingga semakin melambungkan namanya di
kancah politik Turki dan otomatis membuat Erdogan menjadi Perdana Menteri Turki
pada tahun 2003-2014,
Kemudian terpilih menjadi Presiden Turki pada tahun 2014 - sekarang.
D.
Perubahan
Konstitusi
Pada
tanggal 12 September 2010, Negara berpenduduk 70 juta itu mengadakan
referendum. Dalam referendum itu warga Turki memilih untuk mencoblos ‘ya’ atau
‘tidak’ untuk perubahan konstitusi Turki. Hasilnya, dimenangkan oleh ‘ya’ untuk
perubahan konstitusi yang mendapatkan hasil 57,88 persen suara.
Tidak
lama setelah referendum, di akhir tahun 2010, Dewan Pendidikan Tinggi (YOK)
mengeluarkan surat edaran yang berisi pencabutan larangan jilbab masuk
universitas. Sejak saat itu mahasiswi tidak lagi berkumpul di pojok pintu
gerbang kampus untuk melepas atau mengenakan jilbabnya.
E.
Skandal Korupsi
Pada 17 Desember lalu, sebuah kabar
mengejutkan tentang skandal korupsi yang melibatkan orang-orang di pemerintahan Turki yang
dipimpin Erdogan. Terdapat tiga anak menteri yang tertangkap dalam operasi
korupsi tersebut. Yaitu Zafer Caglayan (Menteri Ekonomi), Muammer Guler
(Menteri Dalam Negeri), dan Erdogan Bayraktar (Menteri Lingkungan dan
Perencanaan Kota).
Tiga
menteri kabinet Turki mengundurkan diri hari Rabu 25 Desember 2013, beberapa
hari setelah putera-putera mereka ditangkap dalam skandal korupsi dan suap yang
meluas. Ketiga menteri tersebut akhirnya mengundurkan diri dan membantah telah
melakukan pelanggaran. Dua putera Menteri Caglayan dan Menteri Guler, serta CEO
bank pemerintah Halkbank, termasuk di antara ke-24 orang yang ditangkap atas
tuduhan penyuapan. Putera Bayraktar, Abdullah Oguz, ditahan sebentar, tetapi
kemudian dibebaskan dari tahanan.
Laporan-laporan
media mengatakan polisi telah menyita uang tunai 4,5 juta dollar yang disimpan
dalam kotak-kotak sepatu di rumah CEO bank tersebut, sementara lebih dari 1
juta dolar dalam bentuk tunai dilaporkan ditemukan di rumah putera Guler.
Yang
lebih menghebohkan adalah adanya rekaman suara antara Erdogan dan anaknya,
Bilal Erdogan, tentang penyimpanan sejumlah uang beberapa saat sebelum operasi
korupsi. Rekaman tersebut disebar di media sosial, seperti twitter, facebook,
dan youtube.
Kini
pihak Kejaksaan Italia tengah menyelidiki Bilal Erdogan, putra Presiden Turki
Recep Tayyip Erdogan, atas dugaan pencucian uang. Penyelidikan ini dilakukan di
tengah tuduhan menyelundupkan uang dalam jumlah besar ke negara itu yang
dilakukan Bilal.
Penyelidikan
terhadap Bilal dilakukan setelah pihak berwenang Italia mendapatkan laporan
dari pengusaha Turki, Murat Hakan Uzan, lawan politik yang diasingkan oleh
Erdogan. Uzan meminta pihak kejaksaan Italia melakukan penyelidikan apa yang
disebut sebagai “operasi gateway” dari Turki ke Italia, seperti dikutip dari Al
Arabiya, Kamis, 18 Februari 2016.
SISTEM EKONOMI
A.
Potensi Ekonomi
Sebagian besar pendapatan yang didapatkan oleh Turki berasal
dari sektor wisata atau pelancong di Turki. Sektor wisata adalah salah satu
sektor yang paling dinamik dan berkembang di Turki. Menurut agen perjalanan TUI AG dan Thomas Cook, 11 dari 100 hotel terbaik di dunia terletak di Turki. Pada
tahun 2005, terdapat 24.124.501 pengunjung ke Negara tersebut dan memberikan sumbangan sebesar $1.82
bilion untuk pendapatan Turki, dengan pengeluaran purata $679 pada pelancong.
Sedangkan pada tahun 2008, jumlah pengunjung meningkat menjadi 30,929,192, yang
memberikan sumbangan $2.19 bilion terhadap pendapatan Turki.
Selama bertahun-tahun, Turki telah
muncul sebagai destinasi pelancongan popular bagi banyak orang Eropa, bersaing
dengan Yunani, Itali dan Spanyol. Resorts di wilayah seperti Antalya dan Muğla (yang terletak di Riviera Turki) telah menjadi sangat popular di kalangan para pelancong.
Secara geografis letak Ankara yang berada di bagian tengah Turki yang sulit
dijangkau dan ditaklukan oleh musuh-musuh Turki di awal abad ke-20 oleh
penjajah dari berbagai negara di Eropa. Jika Ibukota Turki dipertahankan di Istanbul
yang berada di barat laut Turki atau berada di ujung kiri, maka musuh mudah
untuk menaklukannya. Jika Istanbul sudah ditaklukkan musuh, maka seluruh Turki
sudah dipastikan direbut penjajah.
Sejak itulah ada pemisahan antara kota pemerintahan serta kota bisnis dan
budaya di Turki. Ankara dipilih sebagai kota pemerintahan sementara Istanbul
sebagai kota bisnis dan budaya. Pada tahun 2010, Istanbul terpilih bsebagai
ibukota budaya Eropa. Istanbul saat ini penduduknya mencapai 16 hingga 20 juta
penduduk. Ini menjadikan Istanbul lebih padat tiga kali lipat dibandingkan
Ankara.
B. Pendapatan Perkapita
Dalam 8 tahun masa kepemimpinan Perdana Menteri Erdogan, Turki berhasil
meningkatkan taraf ekonominya sampai 3 kali lipat; pendapatan perkapita negara
itu mampu meningkat dari USD 3,492 menjadi USD 10,079 atau naik 288%. Dengan
pencapaian ini Perdana Menteri Erdogan dan partainya dapat
membuktikan banyak hal pada sikap skeptic pemimpin-pemimpin dunia
khususnya regional Eropa dan Timur Tengah ketika Erdogan dan partainya AKP
(Partai Keadilan dan Pembangunan) pertama kali memenangi pemilihan umum pada 8
tahun lalu. Partai yang beraliran islam moderat ini mampu membuktikan bahwa
partai Islam dapat hidup berdampingan dengan konstitusi sekuler negara Turki,
bahkan dengan gemilang mempersembahkan pembangunan ekonomi yang mengagumkan,
pembangunan yang notabene tidak pernah sekalipun dicapai oleh rezim sekuler
sebelumnya sejak rezim sekuler Altaturk (Kemal Al Taturk) berkuasa awal abad
20.
Pendapatan Perkapita Turki Tahun 2006-
2010 dalam US$ Menurut Bank Dunia:
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
7,150
|
8,090
|
8,890
|
8,700
|
9,500
|
Berdasarkan data World Bank pada tahun 2011, berikut 15
negara Islam terkaya di dunia:
- Qatar,
perdapatan perkapita $ 88,919 (2011)
- Kuwait,
perdapatan perkapita $ 54,654 (2011)
- Brunei,
perdapatan perkapita $ 50,506 (2010)
- United
Arab Emirates, perdapatan perkapita $ 48,222 (2011)
- Oman,
perdapatan perkapita $ 28,880 (2011)
- Arab
Saudi, perdapatan perkapita $ 24,434 (2011)
- Bahrain,
perdapatan perkapita $ 23,690 (2011)
- Turki,
perdapatan perkapita $ 16,885 (2011)
- Libya,
perdapatan perkapita $ 16,855 (2009)
- Malaysia,
pendapatan perkapita $ 15,589 (2011)
SOSIAL DAN
BUDAYA
Masyarakat Turki merupakan salahsatu dari masyarakat
timur tengah yang memiliki corak budaya yang berbeda dengan masyarakat timur
tengah lainnya. Perbedaannya adalah masyarakat turki yang memiliki budaya
kombinasi atau perpaduan antara budaya Eropa, Asia , dan Arab.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab
dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai
peninggalan Dinasti Usmani. Hal tersebut membuat masyarakat awam sering menganggap bahwa bangsa Turki sama
dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan
oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19 di bawah
kepemimpinan Kemal Atatruk. Setelah jatuhnya kerajaan setelah Republik Turki
mengadaptasi sebuah pendekatan kesatuan, yang memaksa semua budaya yang berbeda
dalam batas-batas untuk bergaul dengan satu sama lain dengan tujuan
menghasilkan “Turki” dan budaya identitas nasional. Selanjutnya arah
modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat
yang dianggap modern.
Terdapat beberapa kebudayaan yang
dimilliki oleh masyarakat turki yaitu:
1.
Minum
Tempat mendidihkan teh di Turki
selalu dua tempat. Bagian bawah untuk air putih panas, bagian atas yang sudah
dicampur dengan teh yang pekat sebagai induknya. Pada saat menuangkan ke
gelas, mereka menuangkan induk teh yang pekat itu dulu sesuai selera tamu, lalu
dicampur dengan air panas biasa tadi. Jadi ukuran kepekatan teh sangat
fleksibel pada masing-masing orang. Semua orang merasa senang karena teh
untuk mereka sesuai dengan keinginan.
Walaupun kebanyakan orang Turki mengamalkan kepercayaan Islam, minuman
alkohol dapat dibeli dengan mudah seperti di Eropa. Bagaimanapun,
kebanyakan orang Turki menjauhi diri daripada meminum alkohol semasa bulan
suci Ramadan.
2.
Makanan
Setiap kali makan pagi, siang
ataupun malam, selalu diawali dengan yang namanya Roti Tawar atau Roti Ragi,
dan sup. Baik itu sup tomat maupun sup lainnya. Cara makannya adalah
mencelupkan roti tersebut ke dalam sup. Dan juga yogurt menjadi bagian tak
terpisahkan dari bangsa Turki. Setiap rumah tangga pasti menyediakan yogurt
sebagai salah satu bumbu terpopuler untuk makanan sehari-hari. Sekarang yogurt
lebih sering dihidangkan bersama buah. Tapi, mereka menyantap yogurt
dengan daging dan sayuran.
3.
Masakan
Seluruh Turki
tidak homogen. Selain spesialisasi yang dapat ditemukan di seluruh negeri, ada
juga spesialisasi khusus kawasan. Masakan daerah (Turki utara) didasarkan pada
jagung dan ikan. Sebelah tenggara- Urfa , Gaziantep dan Adana -adalah
terkenal karena kebab, mezes dan
berbasis makanan penutup adonan seperti baklava, kadayıf
dan künefe. Di bagian barat Turki, di mana pohon zaitun yang tumbuh melimpah, minyak zaitun adalah jenis utama minyak yang digunakan untuk
memasak. Masakan dari Aegean, Marmara dan Mediterania daerah menampilkan karakteristik dasar dari masakan Mediterania karena mereka kaya dalam sayuran, bumbu dan ikan.
Anatolia Tengah terkenal dengan spesialisasi kuenya seperti keşkek (kashkak), Manti (terutama
dari Kayseri ) dan gozleme .
4.
Pakaian
Percampuran budaya ini dapat dilihat
pada pakaian tradisional yang didominasi warna turquoise dan merah. Pengaruh
Kristen dan Yahudi menghadirkan pemakaian selendang, mantel panjang, atau
yeldirme, sejenis mantel bertopi. Sedangkan sebagai penyesuaian terhadap
masyarakat Islam, biasanya mereka menutupi rambut mereka rapat-rapat.
Orang-Orang Turki jika keluar rumah
memakai kemeja, hem, atau pakai kaos
berkerah. pakaian yang biasa dipakai ke kantor oleh mereka sering dipakai
sehari-hari walaupun sedang tidak bekerja. Yaitu pakainya kemeja, celana dan
jas satu stel. Tak cuma orang dewasa, sampai anak-anak juga memakai hem.
Hal yang rapi lainnya yang membuat
kagum adalah sepatu dan kaos kaki. Di Turki masuk masjid tidak boleh
tidak pakai kaos kaki. Dan masyarakat turki juga sangat aka memakai sepatu jika
keluar rumah sedangkan sendal hanya dipakai pada saat di dalam rumah atau
gedung. Di turki sangat sulit menemukan toko yang menjual
sandal.
5.
Tarian Sufi
Tarian ini menggambarkan kasih suci
pada sang kekasih. Awalnya tarian ini hanya di gunakan untuk acara tertentu.
Biasanya di pentaskan untuk latihan spiritual untuk hidup secara meditatif.
Kemudian pertama kali tarian ini di pentaskan oleh Anand Ashram, untuk hiburan
masyarakat. Dengan begitu, masyarakat menjadi lebih mengenal tarian sufi
ini.
Sebenarnya tarian sufi berasal dari
tradisi Turki. Tari Sufi menjadi salah satu peninggalan Rumi yang merupakan
perpaduan tradisi, sejarah, kepercayaan, dan budaya Turki. Nah, kalau di
gambarkan tari sufi ini menggambarkan islam yang sangat dekat dengan kedamaian
dan cinta. Itulah yang di tunjukan oleh Rumi sebagai pencipta Tarian sufi atau
Sema. Biasanya, tarian Sufi Maulana
Jamaludin Rumi ini ditampilkan satu jam menjelang buka puasa selama bulan
ramadhan.
6.
Musik
Dalam hal musik di ketahui bahwa
Musik Turki mencakup unsur-unsur musik rakyat Asia Tengah, Arab, musik
klasik Persia, musik kuno Yunani-Romawi dan musik
populer modern Eropa dan Amerika. Turki, kaya akan warisan musik, telah mengembangkan
seni di dua daerah, musik klasik Turki mirip dengan Yunani-Romawi dan musik
rakyat Turki Serupa dengan Asia Tengah.
BAB III
TEORI DAN ANALISA
A.
Sistem
Pers
Dalam dua tahun terakhir, sistem pers yang berlaku di Tuki adalah sistem
otoriter. Teori otoritarian (authoritarian
theory) sebetulnya adalah deskripsi kontrol deskripsi dari kontrol terhadap
pers selama dua atau tiga abad oleh berbagai rezim yang menekan (terutama di
Eropa), situasi di mana AS dengan senang hati melarikan diri dngan cara
membebaskan diri dari Inggris. Otoritarianisme umumnya tidak memiliki konten
teoritis, meskipun prinsip dasarnya dirangkum oleh Dr.Samuel Johnson, penulis
Inggris pada abad ke-18, yaitu: “setiap masyarakat memiliki hak untuk menjaga
keamanan dan ketertiban publik, dan oleh karena itu memiliki hak untuk melarang
propaganda opini yang memiliki kecenderungan berbahaya” (dikutip dalam Sibert
dan kawan-kawan, 1956:36). Menurut
Johnson pembatasasn opini barangkali salah secara moral.
Pada
suatu negara di mana otoritarianisme tumbuh subur, media massa sepatutnya
mengabdi dan dipaksa patuh terhadap negara dengan mendukung kebijakan
pemerintah yang sedang berkuasa. Loyalitas hanya didedikasikan untuk
kepentingan negara. Otoritarian menganggap pembatasan gerak media massa
dilakukan untuk memberi jalan bagi pemangku kebijakan untuk mencapai tujuan
suatu bangsa. Sehingga secara taktis anti-kritik dan kritik tajam terhadap
kebijakan akan diawasi ketat bahkan dikenakan sensor larang terbit.
Jika
berita yang berpandangan kritis sudah terlanjur tersebar ke publik dan mendapat
respon tak menyenangkan dari kalangan penguasa, maka jurnalis yang bersangkutan
harus siap-siap diseret ke pengadilan. Musibah inilah yang membawa dua jurnalis
Turki; Can Dundar, kepala editor Cumhuriyet
dan Erdem Gul, kepala biro Ankara
masuk ke ruang pengadilan. Seperti yang diberitakan Republika Online berikut:
REPUBLIKA.CO.ID,
ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan tidak akan menerima
hasil pengadilan konstitusi terkait penahanan dua jurnalis di negaranya, Ahad
(28/2). Pengadilan memutuskan bahwa penahanan dua jurnalis dari surat kabar
oposisi Turki telah melanggar hak asasi mereka.
"Saya
akan tetap diam terhadap keputusan yang diberikan pengadilan. Saya tidak akan
menerimanya. Saya tidak akan mematuhi atau menghormati keputusan itu,"
kata Erdogan pada reporter di Istanbul sebelum pergi untuk kunjungan resmi ke
Afrka Barat.
Menurut
Erdogan, kasus ini bukan soal kebebasan pers, tapi pengintaian terhadap negara.
Dua jurnalis yang ditahan adalah kepala Editor Cumhuriyet, Can Dundar dan
kepala biro Ankara Erdem Gul. Mereka dibebaskan menurut keputusan pengadilan
pada Jumat, lalu.
Dua
orang ini didakwa dengan tuduhan membantu organisasi teroris bersenjata dan
mempublikasikan materi yang membahayakan keamanan negara. Cumhuriyet
mempublikasikan foto, video, dan laporan pada Mei lalu yang mengatakan bahwa
otoritas inteligen mengirim senjata ke Suriah dengan truk pada 2014.
Erdogan
mengatakan, peliputan surat kabar tersebut bertujuan untuk merusak posisi Turki
di tatanan global. Erdogan memutuskan untuk tidak memaafkan laporan yang telah
dibuat keduanya.
Dua
jurnalis itu memiliki dua kemungkinan dalam menjalani proses hukum. Yaitu
pembebasan atau hukuman penjara seumur hidup. Peradilan keduanya dimulai sejak
25 Maret, lalu. Mereka juga dilarang meninggalkan Turki.
Penyebab kedua jurnalis
itu ditarik ke pengadilan konstitusi bermula dari menyebarnya foto dan video
jurnalistik yang diambil wartawan Cumhuriyet. Dalam dokumen jurnalistik itu
terlihat pejabat intelejen Turki tengah mengirim senjata ke Suriah dengan
tujuan ISIS. Erdogan mempidankan pimpinan Harian Cumhuriyet atas tuduhan
membahayakan negara. Erdogan mengambil sikap yang berlawanan keputusan
pengadilan dengan mengatakan tidak menghormati dan mengakui keputusan MK yang
melepaskan dua pimpinan harian Cumhuriyet, MK ditudingnya sebagai lembaga yang
tak berpihak kepada kepentingan negara dan rakyat Turki.
Advokasi pers dunia,
yang dikenal dengan singkatan RSF Perancis, mengutuk Erdogan yang secara
terbuka telah mengancam harian oposisi Cumhuriyet setelah mem-publish video
yang menunjukkan truk milik badan intelijen negara yang diduga membawa senjata
ke militan Takfiri ke Suriah.
Sementara itu, Kemal
Kilicdaroglu, pemimpin oposisi Turki Partai Rakyat Republik (CHP), Senin mengecam
Erdogan yang secara terbuka mengancam wartawan, dan mengatakan reaksi lebay
Erdogan menunjukkan kelemahan pemerintahannya. “Untuk pertama kalinya, seorang
presiden secara terbuka mengancam wartawan. Hal ini menunjukkan ketidak mampuan
Erdogan. Bahkan, dia yang harus meminta maaf kepada rakyat Turki karena telah
menipu dan berbohong” kata pemimpin CHP.
Dalam
Fungsi Pers Otoritarian pers cukup menyampaikan apa yang diinginkan negara
untuk diketahui rakyatnya. Negara memiliki kedudukan lebih tinggi daripada
individu dalam skala kehidupan sosial. Bagi seorang individu, hanya dengan
menempatkan diri di bawah kekuasaan negara, maka individu yang bersangkutan
akan mencapai cita-citanya dan memiliki atribusi sebagai orang yang beradab.
B.
Sistem
Politik
Bentuk Negara Turki dan Status Negara Turki
Bentuk
Negara Turki yaitu kesatuan. Pemerintah pusat Turki punya kuasa besar atas
pemerintahan lokalnya. Status Negara Turki yaitu Merdela dimana sistem
pemerintahan ini yaitu Parlementer. Presiden selaku kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai
kepala pemerintahan.
Sejak amandemen konstitusi 2007,
Presiden Turki dipilih oleh Parlemen (The Grand National Assembly/
TGNA). Presiden terpilih kemudian mengangkat Perdana Menteri. Perdana Menteri
kemudian menyusun Dewan Menteri, dengan susunan yang telah disetujui oleh
Presiden. Presiden tidak dapat memberhentikan Menteri tanpa proposal dari
Perdana Menteri. Perdana Menteri-lah yang menjalankan pemerintahan sehari-hari
di Turki. Perdana Menteri dan Dewan Menteri tidak bertanggung jawab kepada
Presiden, melainkan bertanggung jawab kepada Parlemen.
Presiden Turki bukan semata-mata
“simbol” negara saja. Presiden punya kewenangan mengembalikan seluruh produk
undang-undang (kecuali UU Anggaran) kepada Parlemen untuk dipertimbangkan
kembali keberlakuannya. Dan jika Parlemen berkeras untuk tetap memberlakukan
tetapi Presiden menolak, Presiden dapat memanfaatkan Mahkamah Konstitusi guna
memutuskannya.
Selain itu, Presiden memiliki
kewenangan untuk mengadakan Pemilu ulangan jika terjadi kebuntuan politik.
Peran Presiden yang besar juga terlihat dalam kewenangannya untuk memutuskan
penggunaan Angkatan Bersenjata Turki, mengangkat kepala-kepala Staf Angkatan
Perang, dan bersama-sama TGNA (Turkish Grand National Assembly)
berposisi selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang. TGNA sendiri adalah badan
legislatif Turki yang berkuasa membuat Undang - undangnya tidak bisa
didelegasikan kepada badan lain. Anggotanya terdiri atas 550 orang yang dipilih
secara langsung oleh rakyat. Masa tugasnya 5 tahun.
Rencana Erdogan Gunakan Sistem
Presidensial
Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan telah menegaskan keinginannya untuk memastikan Turki
mengadopsi sistem pemerintahan presidensial. Erdoga bahkan mengambil contoh
Adolf Hitler yang pernah memimpin Jerman sebagai contoh keberhasilan sistem
presidensial.
Dalam
konferensi pers pada tanggal 1 Januari 2016, Erdogan ditanya oleh wartawan
apakah Turki akan mampu menjaga struktur kesatuan pemerintahan jika sistem
presidensial dilaksanakan.
Kemudian
Erdogan menjawab, sudah ada contoh di dunia seperti Hitler di Jerman.
Pernyataan tersebut berasal dari sebuah rekaman yang disiarkan oleh kantor
berita Dogan. Erdogan dan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menambahkan
bahwa Turki harus menjauh dari sistem parlementer saat ini. Ini diperlukan agar
struktur pemerintahan menjadi lebih ramping.
Di
sisi lain Kantor Kepresidenan Turki segera membantah interpretasi tersebut pada
tanggal 2 Januari 2016. Mereka menyatakan, pernyataan Erdogan telah
disalahartikan. Dilansir koran berbahasa Inggris di Turki, Today's Zaman,
pihak kepresidenan juga mengkritik pemberitaan yang salah mengartikan kutipan
pendiri Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu.
C.
Sistem
Ekonomi
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, menyatakan
bahwa ekonomi Turki, menempati posisi keenam terbesar di Uni Eropa.
Perkembangan kemajuan ini adalah puncak keberhasil Partai
Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang dipimpin Erdogan setelah berhasil berkuasa
di Turki, sejak tahun 2002 lalu. “Ketika partai kami mengambil alih kekuasaan,
gross domestic bruto (GDP) Turki baru senilai 230 milyar dolar, dan diakhir
2008 ini mencapai 742 milyar dolar”, ucap Erdogan dalam pertemuan dengan
jajaran pemimpin Partai AKP di wilayah Trabzon. Selain itu, Erdogan menjelaskan
total eksport Turki dari 32 milyar dolar, kini sudah mencapai 132 milyar dolar,
sejak kekuasaan di pegang Partai AKP. Inilah merupakan keberhasilan yang
dicapai AKP, dan belum pernah dicapai partai-partai sebelumnya yang berkuasa di
Turki.
Tidak hanya itu, pemerintah Turki, yang dipimpin Erdogan
itu, berhasil menekan inflasi, yang sebelumnya inflasi mencapai 30 persen, kini
hanya tinggal 5.7 persen. Inilah rekor yang paling gemilang dari pemerintah
Turki, yang selama ini selalu dipojokkan oleh kalangan sekuler, di mana
kelompok-kelompok sekuler sebelumnya belum pernah mencapai kemajuan dibidang
ekonomi. Bahkan, pemerintahan sebelumnya nyaris ambruk, dan mengalami kekacauan
dibidang ekonomi, dan tingkat inflasi mencapai lebih dari 100 persen.
“Kami mempunyai peluang Turki menjadi kekuatan ekonomi
global”, tambah Erdogan. Dengan terus membaiknya ekonomi Turki, dan usahanya
menjadi anggota Uni Eropa, dan peranan Turki sekarang ditingkat regional dan
global, terus masalah-masalah politik, Turki sangat mempunyai peluang menjadi
negara yang akan memiliki peranan global di masa mendatang.
Tentu, sekarang ini, peranan Turki sangat diharapkan untuk
mengatasi konflik-konflik regional, seperti konflik di Palestina, Iraq, dan
Afghanistan. Di bawah Partai AKP dan kepemimpinan Erdogan, Turki akan menjadi
pemain utama dipentas global. (m/wb).
D.
Sosial
dan Budaya
Karena faktor sejarah yang berbeda
mendefinisikan identitas Turki, budaya Turki
menggabungkan upaya yang jelas untuk menjadi “modern” dan Barat , dengan
keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai agama dan sejarah tradisional.
Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas
sosial budaya masyarakat Turki.
Seperti halnya budaya bekerja di Turki. Budaya
Bekerja di Turki. Bagi banyak Muslim, hak para wanita
untuk berpakaian yang sejalan dengan kepercayaan mereka berada di barisan depan
di dalam sebuah pertempuran dengan kelas tradisional yang berkuasa.Bagi banyak
sekuler Turki, jilbab adalah sebuah simbol dari segala sesuatu yang mereka
takutkan atas apa yang pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan sedang
kerjakan. Pelarangan jilbab masih menjadi sebuah topik yang
hangat bagi Turki selama satu dekade. Bagaimanapun juga, masih terdapat
kurangnya kompromi politik untuk mengakhiri pelarangan tersebut. Di Turki ada
begitu banyak pekerjaan bagi para wanita yang tidak mengenakan Jilbab, namun
ada beberapa untuk wanita yang mengenakan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan isi
makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Turki yang berideologi sekuler
dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai agama islam ke dalam kehidupan
sehari-hari. Ini membuktikkan bahwa kehidupan bernegara sebuah masyarakat tidak
melulu dipengaruhi oleh sistem pemerintahan atau sistem politiknya. Seperti
halnya di Indonesia, walaupun pemerintah menempatkan nilai-nilai agama dalam
berbagai kebijakan pemerintah, tetapi belum tentu masyarakatnya melakukan hal
yang didorong oleh pemerintah tersebut. Terlihat dari banyaknya perilaku umat
islam di Indonesia yang tidak islami dan malah terlihat sekuler.
Dari
pemaparan di atas juga dapat diambil pelajaran terkait bagaimana agar Indonesia
dapat memajukan kondisi ekonomi masyarakat dari sisi pariwisata, dan untuk
menjaga kondisi sosial budaya masyarakatnya. Pemerintah Indonesia bisa melihat
sisi positif yang diterapkan di Negara Turki, agar lebih berkembang ke arah
kemajuan untuk menghadapi era globalisasi ini. Tentunya dengan tidak memasukkan
sisi negatif yang berdampak pada kemunduran bangsa.
B. Saran
-
Terapkanlah
nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari.
-
Junjung
tinggilah kebebasan bersuara dan berpendapat.
-
Hindarilah
konflik antar umat beragama dengan alasan perbedaan.
-
Junjung
setinggi-tingginya budaya dan sejarah kehidupan bangsa, misalnya dengan
mempelajari dan mengunjungi museum.
DAFTAR PUSTAKA
7.
http://www.dw.com/id/duran-jurnalis-dipenjara-karena-lakukan-tugas/a-16789245
diakses pukul 13.14
http://www.dw.com/id/duran-jurnalis-dipenjara-karena-lakukan-tugas/a-16789245
diakses pukul 13.14
|