2
Karya Ilmiah - Fenomena Bahasa Alay di Kalangan Mahasiswa UIN Jakarta
Karya
Ilmiah ini diselesaikan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing
: Azwar, SS, M.Si.
Oleh :
Lilis Suryaningsih (1113051000189)
Iladiena Zulfa (1113051000117)
Dina Karomatunisa (1113051000161)
Syifa Alfiah (1113051000167)
Firda Elvia Nora (1113051000232)
Jurnalistik 2B
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tahun Akademik 2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakaatuh
Puji
syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah yang membahas
tentang Fenomena Bahasa Alay di Kalangan Mahasiswa UIN Jakarta. Tak lupa pula
shalawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kita
dari alam kebodohan ke alam yang penuh petunjuk ini.
Kami
yang bertanggung jawab atas tugas Karya Ilmiah ini telah berusaha semaksimal
mungkin untuk membuat tugas ini dengan baik dan dengan teliti. Sebelumnya kami mengucapkan banyak-banyak
terimakasih kepada:
1. Azwar,
SS, M.Si. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Bahasa Indonesia.
2. Kedua
orang tua kami yang mendukung kami secara moril maupun materil dalam proses penyelesaian
tugas ini.
3. Semua
teman-teman yang membantu kami ketika kesulitan dalam proses penyelesaian tugas
Karya Ilmiah ini.
Kami
berharap mendapat nilai yang memuaskan untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dalam
pembuatan tugas Karya Ilmiah ini. Mungkin hanya itu saja yang dapat kami
sampaikan. Jika ada kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi karena kami masih
ada pada tahap pembelajaran.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jakarta,
Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata alay tidak asing di telinga masyarakat
Indonesia, khususnya di era yang modern ini, seakan menjadi hal yang lumrah dan
wajar-wajar saja. Bahasa yang terkenal
di kalangan pelajar dan mahasiswa ini
sebenarnya menjadi ancaman bagi kehidupan generasi muda, karena dengan adanya
bahasa ini membuat pelajar atau mahasiswa enggan berbahasa Indonesia yang baik.
Bahkan banyak dari mereka yang gengsi jika berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik.
Fenomena ini sangat ironis, mengingat generasi muda
adalah generasi penerus bangsa. Seyogyanya, mahasiswa lebih berperan penting
menggeser adanya bahasa alay yang kini merusak tatanan bahasa Indonesia. Dalam
naskah Sumpah Pemuda, disebutkan bahwa, “Kami, putra dan putri Indonesia
mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”. Hal itu membuktikan bahwa, bahasa Negara
kita itu satu, bahasa Indonesia, bukan bahasa alay.
Hal ini menjadi tugas pelajar dan mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa, untuk membangkitkan kembali semangat berbahasa Indonesia
ysng baik. Pengaruh-pengaruh bahasa alay sudah semestinya dibuang jauh-jauh dan
tidak digunakan untuk bahasa
sehari-hari. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa tidak baku, bukan
bahasa alay.
Karya Ilmiah ini akan membahas apa itu bahasa alay,
sejak kapan dan bagaimana berkembangnya, dan mengapa bahasa alay ‘laku keras’
di kalangan terpelajar. Dalam Karya Ilmiah ini, yang menjadi objek dari
pembahasan kami adalah, berkembangnya bahasa alay di kalangan mahasiswa UIN
Jakarta. Kalangan intelektual seperti mahasiswa,
mestinya tidak terpengaruh oleh maraknya bahasa alay. Pembahasan karya ilmiah
ini sangat penting karena mahasiswa patut menjunjung tinggi nilai-nilai bahasa
Indonesia dan agar bahasa Indonesia tidak tersingkir dari kehidupan mahasiswa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud bahasa alay?
2.
Mengapa bahasa alay berkembang pesat dikalangan
mahasiswa?
3.
Bagaimana dampak dari bahasa alay?
4.
Faktor apa saja yang mempengaruhi bahasa alay dikalangan
remaja?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
bahasa alay di kalangan mahasiswa UIN Jakarta dan pengaruhnya terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
D. Metode Penelitian
Pada pembuatan karya ilmiah ini, metode yang kami gunakan
dalam mengumpulkan data adalah dengan mengakses melalui internet, merangkum
materi dari buku bahasa Indonesia, dan mengamat kasus langsung ke objek yang
dituju, yaitu mahasiswa UIN Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini berisi tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN
BAB II. PEMBAHASAN
Berisi mengenai identifikasi
Fenomena Bahasa Alay di Kalangan Mahasiswa UIN Jakarta
BAB III. PENUTUP
BAB III. PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang
dugunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan satu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur sebagai berikut. (1) Sistem
lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. (2) Sistem
lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat
pemakainya berdasarkan kesepakatan. (3) Lambang-lambang tersebut bersifat
arbitrer (kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap. (4) Sistem lambang
tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan system yang
sederhanadan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata, frasa,
klausa, kalimat, paragraph, dan wacana yang tidak terbatas jumlahnya. (5)
Sistem lambing bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambing bahasa lain.
(6) Sistem lambing dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Hal ini
memungkinkan bahwa suatu system bias sama dengan system bahasa lain.[1]
Menurut Gorys
Keraf (1997:1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan
dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan
komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan
komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati
bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.
Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa,
semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
B.
Pengertian Alay
Alay adalah sebuah
istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia.
Alay adalah singkatan dari anak layangan atau anak lebay. Kata alay digunakan untuk
menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan,
berlebihan, dan selalu berusaha menarik perhatian orang lain. Secara sederhana, pengertian kata lebay adalah
berlebihan. Sebenarnya, defenisi ini lebih pada kesepakatan bersama, karena jika kita cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita
tidak akan menemukannya.
Menurut
Sahala Saragih, Dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran, Bahasa Alay
merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam suatu komunitas. Tentu saja itu
tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas, misalnya guru dan orangtua.
Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi
massa, karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khalayak
media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis.
Bahasa alay sudah mulai berkembang pesat
seiring dengan berkembangnya teknologi yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu. Sekarang, bahasa alay
sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak terkecuali anak-anak.
Semula, bahasa alay hanya digunakan dalam bentuk tulisan,
sekarang bahasa alay sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana
caranya? Banyak cara yang digunakan untuk berbahasa alay dalam bentuk lisan,
salah satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau mendesah mengikuti kata-kata
yang mereka ucapkan.
Perilaku para anak alayers (panggulan para
alay), kata alay meliputi kata-kata sebagai berikut, yaitu: ciyus, mi apah, baks,
gajebo, yelsi, woles, unyu, rempong ,eaa, elo gue end,sokil sob, ucul, saiko, peres.
-
Dampak Negatif:
1.
Penggunaan bahasa alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal, di
sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Dengan
dibiasakannya seseorang menggunakan bahasa alay, makadapat menyulitkan diri
sendiri, misalnya dalam membuat tulisan ilmiah seseorang akan kesulitan menulis
karena telah terbiasa menggunakan bahasa alay.
2.
Penggunaan
bahasa alay dpat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang
dimaksudkan di dalamnya, karena tidak semua orang bias mengartikan maksud dari
kata-kata alay tersebut.
3. Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Masyarakat Indonesia menganggapremehbahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Masyarakat Indonesia menganggapremehbahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
-
Dampak Positif:
Dampak positif dengan penggunaan bahasa
Alay adalah menjadikan remaja lebih kreatif.
Terlepas dari
menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap
perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang
tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
D.
Faktor munculnya bahasa alay
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan munculnya bahasa alay yang sering digunakan para
mahasiswa UIN Jakarta, yaitu:
1. Faktor
Teman Sepermainan
Teman sepermainan para remaja juga menjadi saalah
satu penyebab munculnya bahasa alay yang digunakan oleh para mahasiswa UIN
Jakarta. Bahasa yang mereka gunakan, mereka bawa kedalam percakapan sehari-hari
di kampus yang dianggap lebih santai, ternyata telah melenceng dari bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Mereka mengikuti bahasa yang didengar sehari-hari oleh
teman sepermainan dan membawanya ke dalam lingkungan kampus sehingga menjadi trend.
2. Fator
Kemajuan Teknologi
Siaran di televisi saat ini tidak lagi menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Para artis di beberapa tayangan televisi
membuat bahasa alay sering ditampilkan pada saat berlaga dilayar kaca. Hal ini
membuat para penonton mengingat dan memakai bahasa alay ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Media cetak seperti majalah juga memuat bahasa alay
yang sering digunakan dengan alasan untuk mengemas tulisan agar lebih menarik
dikalangan pembaca.
3. Faktor
Jejaring sosial
Menjamurnya situs situs di internet menjadi salah
satu faktor menjamurnya bahasa alay. Jejaring sosial yang digunakan para
mahasiswa dan remaja lainnya saat ini menyebarkan pertukaran bahasa alay yang
dapat ditiru oleh remaja lainnya untuk mengekspresikan kreatif para remaja saat
ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa
menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan
bangsa kita. Walaupun bahasa alay tidak menjadi bahasa yang
menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa ini
dikurangi, karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa alay membuat
masyarakat. Indonesia kian kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya.
Siapa lagi yang bangga dengan bahasa Indonesia jika bukan kita?
Bahasa alay berdampak negatif dalam kehidupan Mahasiswa. Diantara dampak
negative penggunaan bahasa alay, yaitu; mengakibatkan permasalahan bagi orang
yang menggunakanya, seperti sulit berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang sesuai Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Maka dari itu sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa
alay yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Saran
Gunakanlah bahasa tidak baku dalam
kehidupan sehari-hari, bukan bahasa alay.
Jangan mudah terpengaruh oleh media
yang menampilkan bekennya bahasa alay.
Pelajarilah bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidahnya.
Petiklah makna dari pentingnya
berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
·
Anoname. 2013. Dampak Penggunaan Bahasa Alay.
http://menyerap.blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014.
[1] Hs, Widjono. 2012. Bahasa
Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
PT Grasindo. H.20
[2] Anoname.
2013. Dampak Penggunaan Bahasa Alay. http://menyerap.blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014.