0
Mulai Sekarang, Pikirkan dan Jaga Alam ini!
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (Q.S
Ar-Rum:41). Ayat tersebut telah menjelaskan kepada kita bahwa kerusakan
lingkungan yang terjadi di sekitar kita merupakan ulah tangan manusia yang
tidak mempedulikan kebersihan lingkungan.
Sampah yang
berserakan di mana-mana, gunung sampah yang mudah dijumpai di pinggiran kota, sungai
yang tersumbat, banjir yang melanda Ibu kota merupakan sebagian kecil dari
contoh pencemaran lingkungan di Negara kita. Hal ini kerap menjadi sesuatu yang
dianggap lazim oleh masyarakat. Kesadaran akan kebersihan lingkungan merupakan
hal yang wajib kita miliki. Hanya sekedar sadar tidaklah cukup, hendaknya kita
juga melakukan hal positif yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan
kehidupan kita.
Pola hidup
sehat, membuang sampah pada tempatnya adalah sedikit contoh dari penerapan
kesadaran tersebut. Selain melakukan hal tersebut, mengolah dan memilah sampah
sesuai jenisnya juga sangat bermanfaat bagi lingkungan. Seperti yang dijelaskan
oleh Drs. H. Bambang Budi Susetyo,. M.M., ketua Yayasan Bunga Melati Indonesia,
pada kamis, 13 November lalu, dalam Workshop bersama HMJ Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI).
Setiap orang
pasti tidak menginginkan masalah tumpukan sampah yang ada di sekitar kita membuat
hidup kita di masa yang akan datang dikelilingi oleh timbunan sampah. Sebagai
contoh, tumpukan sampah yang di Bantar Gebang saja sudah menggunung. Kita tahu
bahwa di sana terdapat kambing, sapi, ayam yang hidup dan memakan sisa-sisa
sampah. Bayangkan jika hewan-hewan itu kita konsumsi, berarti kita juga
mengkonsumsi sampah.
Bahkan di
Leuwigajah Cimahi, Jawa Barat, ada sebuah kampung yang tertimbun oleh sampah.
Setiap orang yang membuang sampah sembarangan akan menjadi awal dari awal
masalah sampah. Sampah yang berserakan di mana-mana akan tertiup angin, masuk
ke dalam selokan, mengalir ke sungai, sungai pun semakin kotor. Padahal,
sebagian orang di kampung masih ada yang mandi, dan mencuci di sungai. Mereka
tidak memikirkan bahwa air sungainya sudah kotor karena bercampur dengan
sampah. Dari sungai, sampah terus mengalir ke laut, laut menjadi kotor,
biota-biota laut memakan makanan yang dibawa oleh sampah. Tidak jarang
ikan-ikan itu memakan sisa-sisa dari sampah seperti kabel, serpihan besi, dan plastik.
Bahkan burung juga ada yang makan sampah-sampah tersebut dan akhirnya mati.
Ketika burung atau ikan-ikan itu dibelah perutnya, isinya adalah sampah.
Kemudian, sampah ini terus dibawa oleh ombak dan berkumpullah di Samudera
Pasifik, di mana bertemunya laut-laut dari berbagai belahan dunia. Sampah dari
berbagai penjuru dunia berkumpul di sana, dari China, Jepang, Vietnam, Amerika,
dan sebagainya.
Bayangkan jika
alam sudah rusak seperti itu. Generasi-generasi yang akan datang tidak akan
bisa menikmati keindahan alam yang diciptakan oleh Allah ini. Akankah kita
hanya diam dan membiarkan alam ini rusak begitu saja? Inilah tugas kita
bersama. Sebagai generasi muda, hendaknya kita menjadi pelopor untuk
melestarikan alam, dan menjaga keindahannya agar bisa dinikmati oleh anak cucu
kita kelak.
Publikasi mengenai
manfaat mengolah dan memilah sampah sangatlah penting. Allah tidak menciptakan
sesuatu dengan sia-sia. Oleh karena itu, sampah yang kita anggap sebagai
masalah juga bermanfaat dalam kehidupan kita. Seperti halnya mengolah sampah
anorganik menjadi kerajinan tangan yang bisa dijual dan memiliki nilai ekonomi.
Kerajinan tangan tersebut bisa berupa dompet, tas, tempat pensil, vas bunga,
dan lain sebagainya. Tak hanya itu, sampah anorganik juga bisa kita olah
menjadi pupuk kompos.
“Ih, jijik!” adalah kata-kata yang harus kita musnahkan dari
pikiran kita terutama anak muda. Pengalaman orang-orang yang menjadi sukses
karena mengolah sampah, dapat kita jadikan pedoman untuk mulai bergerak menjaga
alam ini. Selain mendapatkan pahala
karena menjaga alam ini, kita juga mendapat keuntungan besar dari mengolah
sampah. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengusaha yang memulai usahanya hanya
dari sebuah sampah.
Agama juga memerintahkan kita untuk menjaga lingkungan sekitar agar
tidak tercemar. Kebersihan menjadi sebuah keindahan. Keindahan tentu membuat
hati kita merasa tentram. Karena Sesungguhnya Allah SWT Maha Indah dan menyukai keindahan. Jika
seluruh masyarakat di Indonesia bisa menerapkan hidup bersih dan sehat dengan
mengolah sampah, dalam waktu dekat tidak akan ada lagi warga yang mengeluh,
berteriak agar pemerintah segera membereskan persoalan banjir. Karena banjir
adalah masalah yang muncul akibat ulah manusia, dan harus kita hadapi
bersama.
Pelatihan cara pengolahan sampah sudah mudah kita temui di sekitar
kita. Hal yang harus dikuatkan adalah semangat dan kemauan kita untuk
mempelajari dan menerapkannya. Jika kita mempraktikkan hal tersebut dalam
kehidupan sehari-hari, Insya Allah orang-orang yang benar-benar tidak
mempedulikan sampah akan tergerak hatinya untuk melakukan hal serupa. Tidak
hanya itu, dengan banyaknya orang yang bergerak untuk mengolah sampah, dapat
membantu pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran di Negara kita.
Indonesia merupakan Negara dengan masyarakat yang mayoritas
beragama Islam. Dalam Islam terdapat enam rukun iman. Salah satunya adalah iman
yang ke-empat yaitu iman kepada kitab suci Al-Qur’an. Jika dalam kitab suci
saja sudah terdapat berbagai ayat yang menganjurkan kita untuk menjaga
lingkungan, mengapa kita dengan santai menyepelekan masalah lingkungan?
Penerapan pola hidup bersih dan sehat dengan pengolahan sampah
harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak memandang dari segi umur
dan strata sosial. Tidak peduli apakah Ia pejabat, artis, tokoh masyarakat,
atau rakyat biasa. Berani memulai, berani bertindak, dan berani melawan
pencemaran lingkungan harus kita mulai dari sekarang. Tidak besok, lusa, atau
minggu depan. Karena Bimbo sudah bersyair, “Berbuat baik janganlah
ditunda-tunda”.
Iladiena Zulfa